A.
KONSEP DASAR PERSONAL HYGIENE
Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Ukuran kebersihan atau
penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada
setiap orang sakit karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan. Begitu pula
pada penderita pasca stroke yang mengalami hemiplegia ataupun hemiparesis.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemenuhan kebutuhan personal
hygiene pada penderita pasca stroke. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan
metode pendekatan fenomenologis. Sampel penelitian sebanyak 4 orang diperoleh
dengan teknik purposive sample. Hasil penelitian dari 4 informan menunjukkan
bahwa pengetahuan informan mengenai personal hygiene sudah baik terbukti
informan dapat menyebutkan pengertian dan tujuan dari personal hygiene. Selain
itu sebagian besar pemenuhan kebutuhan personal hygiene dapat dilakukan secara
mandiri kecuali untuk perawatan kuku kaki dan tangan yang masih bergantung pada
orang lain. Modifikasi juga dilakukan oleh informan untuk mempermudah dalam
memenuhi kebutuhan personal hygiene. Dukungan serta bantuan keluarga masih
sangat diperlukan oleh penderita pasca stroke dalam pemenuhan kebutuhan
personal hygiene walaupun sebagian besar dari mereka sudah dapat melakukan
sendiri secara mandiri. Perawat dapat memberikan informasi-informasi tentang
personal hygiene yang lebih baik terkait dengan waktu atau frekuensi aktifitas,
dan cara yang benar dalam melakukan perawatan diri.
B. MACAM-MACAM PERSONAL HYGIENE DAN MANFAATNYA
Pemeliharaan personal
hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang
untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang dikatakanmemiliki personal
hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang
meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga,
kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya.Menurut
Potter dan Perry (2005) macam-macam personal hygiene dan tujuannya
adalah:
1. Perawatan kulit
kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari berbagai
kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur temperature, dan sensasi,
sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam mempertahankan fungsinya.
Kulit memiliki 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutan. Ketika
pasien tidak mampu atau melakukan perawatan kulit pribadi maka perawat
memberikan bantuan atau mengajarkan keluarga bagaimana melaksanakan personal
higiene. Seorang pasien yang tidak mampu bergerak bebas karena penyakit
akan beresiko terjadinya kerusakan kulit. Bagian badan yang tergantung dan
terpapar tekanan dari dasar permukaan tubuh (misalnya matrasi gips tubuh atau
lapisan linen yang berkerut), akan mengurangi sirkulasi pada bagian tubuh yang
terkena sehingga dapat menyebabkan dekubitus. Pelembab pada permukaan kulit
merupakan media pertumbuhan bakteri dan menyebabkan iritasi lokal, menghaluskan
sel epidermis, dan dapat menyebabkan maserasi kulit. Keringat, urine, material
fekal berair, dan drainase luka dapat mengakumulasikan pada permukaan kulit dan
akan menyebabkan kerusakan kulit dan
infeksi.
Pasien yang menggunakan beberapa jenis alat eksternal pada kulit seperti gips,
baju pengikat, pembalut, balutan, dan jaket ortopedik dapat menimbulkan tekanan
atau friksi terhadap permukaan kulit sehinggga menyebabkan kerusakan kulit.
Tujuan perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau
badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera,
serta dapat berpartisifasi dan memahami metode perawatan kulit.
2. Mandi
memandikan pasien merupakan perawatan higienis total. Mandi dapat
dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat tidur yang
lengkap diperlukan bagi pasien dengan ketergantungan total dan memerlukan personal
higiene total. Keluasan mandi pasien dan metode yang digunakan untuk mandi
berdasarkan pada kemampuan fisik pasien dan kebutuhan tingkat hygiene yang
dibutuhkan. Pasien yang bergantung dalam pemenuhan kebutuhan personal
higiene, terbaring ditempat tidur dan tidak mampu mencapai semua anggota
badan dapat memperoleh mandi sebagian di tempat tidur. Tujuan memandikan pasien
di tempat tidur adalah untuk menjaga kebersihan tubuh, mengurangi infeksi
akibat kulit kotor, memperlancar sistem peredaran darah, dan menambah kenyamanan
pasien. Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi
tubuh, menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit, dan
membuat pasien merasa lebih rileks dan segar. Pasien dapat dimandikan setiap
hari di rumah sakit. Namun, bila kulit pasien kering, mandi mungkin dibatasi
sekali atau dua kali seminggu sehingga tidak akan menambah kulit menjadi
kering. Perawat atau anggota keluarga mungkin perlu membantu pasien berjalan ke
kamar mandi atau kembali dari kamar mandi. Perawat atau anggota keluarga harus
ada untuk membantu pasien mengguyur atau mengeringkan bila perlu atau mengganti
pakaian bersih setelah mandi. Kadang pasien dapat mandi sendiri di tempat tidur
atau mereka memerlukan bantuan dari perawat atau anggota keluarga untuk
memandikan bagian punggung atau kakinya. Kadang pasien tidak dapat mandi
sendiri dan perawat atau anggota keluarga memandikan pasien di tempat tidur.
3.
Hygiene mulut
pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan
perawatan mulut, sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi
dan menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat akibat penyakit
atau medikasi yang digunakan pasien. Perawatan mulut harus dilakukan setiap
hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien. Gigi dan mulut merupakan
bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini
berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut membantu mempertahankan status
kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari
partikel – partikel makanan, plak, bakteri, memasase gusi, dan mengurangi
ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Beberapa
penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah
karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan. Hygiene mulut yang baik
memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan. Tujuan
perawatan hygiene mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut
utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan
melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi,
meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami praktik hygiene
mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan
benar.
4. Perawatan mata, hidung, dan telinga
perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata, hidung, dan telinga
selama pasien mandi. Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan
untuk mata karena secara terus – menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak
mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing kedalam mata. Normalnya,
telinga tidak terlalu memerlukan pembersihan. Namun, pasien dengan serumen yang
terlalu banyak telinganya perlu dibersihlkan baik mandiri pasien atau dilakukan
oeh perawat dan keluarga. Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk
ketajaman pendengaran. Bila benda asing berkumpul pada kanal telinga luar, maka
akan mengganggu konduksi suara. Hidung berfungsi sebagai indera penciuman,
memantau temperature dan kelembapan udara yang dihirup, serta mencegah masuknya
partikel asing ke dalam sistem pernapasan. Pasien yang memiliki keterbatasan
mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau anggota keluarga untuk melakukan
perawatan mata, hidung, dan telinga. Tujuan perawatan mata, hidung, dan telinga
adalah pasien akan memiliki organ sensorik yang berfungsi normal, mata, hidung,
dan telinga pasien akan bebas dari infeksi, dan pasien akan mampu melakukan
perawatan mata, hidung, dan telinga sehari – hari.
5. Perawatan rambut
penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali
tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau
ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut
seharisehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar higienis
perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status
kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan,
infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik
rambut. Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai
proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri
dapat diidentifikasi. Penyakit atau ketidakmampuan menjadikan pasien tidak
dapat memelihara perawatan rambut sehari – hari. Pasien immobilisasi rambutnya
cenderung terlihat kusut. Menyikat, menyisir, dan bersampo merupakan dasar higyene
rambut untuk semua pasien. Pasien juga harus diizinkan bercukur bila
kondisi mengizinkan. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri harus
dimotivasi untuk memelihara perawatan rambut sehari – hari. Sedangkan pada
pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau
keluarga pasien dalam melakukan higyene rambut. Tujuan perawatan rambut
adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat,
pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan pasien dapat
berpartisifasi dalam melakukan praktik perawatan rambut.
6. Perawatan kaki dan kuku
kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah
infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi seringkali orang tidak sadar
akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan. Menjaga
kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal hygiene karena
berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku
seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat digabungkan
selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Tujuan perawatan kaki dan kuku
adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, pasien
merasa nyaman dan bersih, pasien akan memahami dan melakukan metode perawatan
kaki dan kuku dengan benar.
7. Perawatan genitalia
perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling
butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar
memperoleh infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri dapat diizinkan
untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan
perawatan genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis kelamin. Dapat
membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan pasien dalam
ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia. Tujuan perawatan genitalia
adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia,
meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal higiene.
Jenis personal hygiene berdasarkan waktu
pelaksanaannya
Menurut Alimul (2006) personal hygiene berdasarkan
waktu pelaksanaannya dibagi menjadi empat yaitu:
1. Perawatan dini hari
merupakan personal hygiene yang dilakukan pada waktu bangun tidur,
untuk melakukan tindakan untuk tes yang terjadwal seperti dalam pengambilan
bahan pemeriksaan (urine atau feses), memberikan pertolongan seperti menawarkan
bedpan atau urinal jika pasien tidak mampu ambulasi , mempersiapkan pasien
dalam melakukan sarapan atau makan pagi dengan melakukan tindakan personal
hygiene, seperti mencuci muka, tangan, menjaga kebersihan mulut, .
2. Perawatan pagi hari
merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan sarapan
atau makan pagi seperti melakukan pertolongan dalampemenuhan kebutuhan
eliminasi (BAB / BAK), mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit,
melakukan pijatan pada punggung, membersihkan mulut, kuku, rambut, serta merapikan
tempat tidur pasien. Hal ini sering disebut sebagai perawatan pagi yang
lengkap.
3. Perawatan siang hari
merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan berbagai
tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang dimana pasien yang
dirawat di rumah sakit seringkali menjalani banyak tes diagnostik yang
melelahkan atau prosedur di pagi hari. Berbagai tindakan personal hygiene yang
dapat dilakukan, antara lain mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut,
merapikan tempat tidur, dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan
kesehatan pasien.
4. Perawatan menjelang tidur
merupakan personal hygiene yang dilakukan pada saat menjelang tidur
agar pasien relaks sehingga dapat tidur atau istirahat dengan tenang. Berbagai
kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB /
BAK), mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut, dan memijat daerah punggung.
C. FAKTOR –
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERSIHAN DIRI
Menurut Potter dan Perry (2005), sikap seseorang
melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:
1.
Citra tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan
pentinya hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif
seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah.
Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Jika seorang klien rapi
sekali maka perawat mempertimbaagkan rincian kerapian ketika merencanakan
keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang
bagaimana memberikan peraatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah
akibat pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha
ekstra untuk meningkatkan hygiene.
2.
Praktik social.
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien
berhubungan dapat mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa
kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka.
Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau
air mengalir hanya merupakan beberapa faktok yang mempengaruhi perawatan
kebersihan.
3.
Status sosio-ekonomi
sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis
dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan. Perawat hrus menentukan apakah
klien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant, sampo,
pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan
produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan social yang dipraktikkan oleh
kelompok social klien.
4.
Pengetahuan
Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan
implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian,
pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk
memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau
kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik
tertentu yang diharapkan dan menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan
dapat memotifasi seeorang untuk memenuhi perawatan yang perlu.
5.
Variable kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi
mempengaruhi perawatan hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda
mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan
dipandang penting bagi kesehatan. Di Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal ini
biasa untuk mandi secara penuh hanya sekali dalam seminggu.
6.
Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan
pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut .
klien memilih produk yang berbeda (mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta
gigi) menurut pilihan pribadi.
7.
kondisi fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis.
Kanker tahap lanjut) atau menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik
atau ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi.
D. KELAINAN / PATOFISIOLOLOGI GIGI DAN MULUT
Mulut
merupakan suatu tempat yang amat ideal bagi perkembangan bakteri. Bila tidak
dibersihkan dengan sempurna, sisa makanan yang terselip bersama bakteri akan
tetap melekat pada gigi kita dan akan bertambah banyak dan membentuk koloni
yang disebut plak, yaitu lapisan film tipis, lengket dan tidak berwarna. Plak
merupakan tempat pertumbuhan ideal bagi bakteri yang dapat memproduksi asam.
Jika tidak disingkirkan dengan melakukan penyikatan gigi, asam tersebut
akhirnya akan menghancurkan email gigi dan akhirnya menyebabkan gigi berlubang
Selain itu plak ini juga berpengaruh terhadap
kesehatan jaringan pendukung gigi seperti gusi dan tulang pendukungnya. Hal ini
disebabkan oleh bakteri yang menempel pada plak di atas permukaan gigi dan di
atas garis gusi. Kuman-kuman pada plak menghasilkan racun yang merangsang gusi
sehingga terjadi radang gusi, dan gusi menjadi mudah berdarah.
Bila dibiarkan, keadaan ini dapat menjadi lebih
buruk dengan bergeraknya gusi dari perlekatannya dengan gigi, sehingga
mempengaruhi tulang pendukung dan ligamen (jaringan pengikat) sekitarnya dan
menyebabkan tanggalnya gigi.
Gigi yang
sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya, dan didukung oleh gusi yang
kencang dan berwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut yang
sehat ini tidak tercium bau tak sedap.Kondisi ini hanya dapat dicapai dengan
perawatan yang tepat. Namun, oleh karena berbagai faktor (misalnya biaya dokter
gigi yang relatif lebih mahal daripada dokter umum) kesehatan gigi seringkali
tidak menjadi prioritas. Kita hanya pergi ke dokter gigi kalau keadaan gigi
sudah parah dan rasa sakit tidak tertahankan lagi
Padahal, gigi
yang sudah dalam keadaan terinfeksi berat dapat mempengaruhi kesehatan secara
umum. Selain itu, gigi yang tidak terawat juga menyebabkan nafas tidak segar
yang ujung-ujungnya bisa menghambat pergaulan. Karena itulah, sebagai remaja
(apalagi yang sedang melakukan pendekatan pada pujaan hati) kita harus tahu
seluk beluk perawatan mulut dan gigi.
Beberapa
gangguan yang terjadi pada gigi dan mulut :
Bau mulut
Selain rasa
sakit, akibat paling nyata dari buruknya kondisi mulut dan gigi adalah bau
mulut. Bau mulut sendiri dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal biasanya disebabkan oleh penyakit sistemik yang merupakan
tanda-tanda adanya masalah kesehatan lain, seperti diabetes melitus, kelainan
pada saluran pencernaan atau pernafasan, penyakit-penyakit pada kerongkongan
Sedangkan faktor eksternal disebabkan oleh jenis
makanan yang dimakan seperti pengaruh minuman kopi, alkohol, makanan berbumbu
bawang putih atau bawang merah, faktor pembersihan gigi yang tidak optimal, dan
kebiasaan merokok.
Mulut yang kering karena kurang minum air juga
merupakan kontributor penyebab masalah bau mulut. Karena itulah, ketika bangun
tidur di pagi hari bau mulut kita juga kurang sedap, yang segera hilang setelah
kita sikat gigi dan minum air.
Akibat lain dari gigi tidak terawat
Walaupun amat
jarang terjadi, penyakit gigi terkadang dapat juga menyebabkan kematian. Gigi
berlubang yang didiamkan dan tidak dirawat akan menjadi sumber infeksi dan
dapat mempengaruhi kondisi organ lainnya
Bakteri dari gigi berlubang dapat terus menembus
jaringan lebih dalam yang disebut pulpa gigi yang terdiri dari jaringan syaraf,
pembuluh darah dan limfe. Bakteri kemudian menghancurkan seluruh pulpa,
terkadang sampai tidak ada lagi jaringan pulpa yang masih hidup.
Keadaan ini memungkinkan terjadinya pembengkakan
pada ujung akar berbentuk kantung yang disebut granuloma. Granuloma mengandung
jaringan lunak, bakteri, nanah dan lain sebagainya, yang dapat tertekan dalam
aliran darah sehingga terbawa ke bagian lain dari tubuh. Selain aliran darah,
penyebaran bakteri atau nanah ini dapat juga melalui saluran limfe, hubungan
langsung dengan saluran pernafasan dan saluran pencernaan.
Penyebaran bakteri ke daerah lain juga dapat
menimbulkan penyakit seperti misalnya pada mata, hidung, jantung, persendian,
sakit, penyakit pada saluran pencernaan. Keadaan ini disebut sebagai infeksi
fokal.
Masalah Mulut
Lain
Stomatitis adalah kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi,
seperti tembakau; defisiensi vitamin; infeksi oleh bakyeri, virus, atau jamur;
atau penggunaan obat kemoterapi. Glositis adalah peradangan lidah hasil
karena penyakit infeksi atau cidera, seperti luka bakar atau gigitan. Gengikitis
adalah peradangan gusi, biasanya karena higiene mulut yang buruk atau terjadi
tanda leukimia, defisiensi vitamin, atau diabetes melitus. Perawatan mulut
khusus merupakan keharusan apabila klien memiliki masalah oral ini. Perubahan
mukosa mulut yang berhubungan dengan mudah mengarah kepada malnutrisi, yang
merupakan perhatian utama bagi klien yang memiliki kanker (Griefzu, Radjeski,
Winnick, 1990).
E. NURSING PROSES
A. Pengkajian
Pengkajian
perawat tentang bibir,gigi,mukosa buccal,gusi,langit-langit,dan lidah klien.
Perawat memeriksa semua daerah ini dengan hati-hati tentang
warna,hidrasi,tekstur,dan lukannya. Klien yang tidak mengikuti praktik hygiene
mulut yang teratur akan mengalami penurunan jaringan gusi,gusiyang meradang,gigi
yang hitam (khususnya sepanjang margin gusi),karies gigi, kehilangan gigi, dan
halitosis. Rasa sakit yang dilokalisasi adalah gejala umum dari penyakit gusi
atau gangguan gigi tertentu. Infeksi pada mulut melibatkan organisme seperti
treponeme pallidum, neisseria gonorrhoeae, dan hominis virus herpes. Seperti
yang telah disebutkan sebelumnya, jika klien hendak memperoleh radiasi atau
kemoterapi,sangat penting mungumpulkan data dasr mengenai keadaan rongga mult
klien. Hal ini berfungsi sebagai dasar untuk perwatan preventif bagi klien saat
mereka melewati pengobatan ( Greifzu Radjeski, Winnick, 1990).
Pengkajian
rongga mulut klien dapat menunjukkan perubahan aktual atau potensial dalam
integritas struktur mulut. Diagnosa keperawatan yang berhubungan dapat
merefleksikan masalah atau komplikasi akibat perubahan rongga mulut. Penemuan
perawat juga menunjukkan kebutuhan klien untuk bantuan perawatan mulut karena
defisit perawatan-diri. Identifikai diagnosa yang akurat memerlukan seleksi
faktor yang berhubungan yang menyebabkan masalah klien. Perubahan pada mukosa
mulut akibat pemaparan radiasi, misalnya, akan memerlukan intervensi berbeda
dari pada kerusakan mukosa akibat penempatan selang andotrakea.
B.Perencanaan
Menyusun rencana keperawatan untuk klien yang membutuhkan higiene mulut
termasuk mempertimbangkan pilihan, status emosional, sumber daya ekonomi, dan
kemampuan fisik klien. Perawatan harus membina hubungan yang baik dengan klien
untuk membantu praktik higiene mulut. Beberapa klien sanat sensitif tentang
kondisi mulut mereka dan enggan membiarkan orang lain merawat. Dalam banyak
kasus, klien (seperti yang terkena diabetes dan kanker ) juga tidak sadar
bahwamereka berisiko penyakit gigi dan periodontal dan karenanya memerlukan
pendidikan ekstensif. Klien yang mengalami perubahan mukosa akan memerlukan
perawatan jangka panjang. Hasil tidak dapat terlihat untuk beberapa hari atau
minggu. Keluarga dapat memainkan peranan penting dalam pembelajaran bagaimana
untuk memeriksa rongga mulut klien terhadap perubahan dan memberikan higiene
mulut meliputi sebagai berikut :
- Klien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik.
- Klien mampu melakukan sendiri perawatan higiene- mulut dengan benar.
- Klien akan mencapai rasa nyaman .
- klien akan memahami praktik higiene-mulut.
C.
Implementasi
Higiene mulut
yang baik termasuk kabersihan, kenyaman, dan kelembaban struktur mulut.
Perawatan yang tepat mencegah penyakit mulut dan kerusakan gigi. Klien di rumah
sakit atau fasilitas perawatan jangka panjang seringkali tidak menerima
perawatan agresif yang mereka butuhkan. Perwatan mulut harus diberikan teratur
dan setiap hari. Frekuensi tindakan higiene bergantung pada rongga mulut klien.
D. Evaluasi
• Melihat
kembali perkembangan kesembuhan klien
• Hasil yang
diharapkan dari hygiene mulut tidak dapat dilihat dalam beberapa hari
• Pembersihan
yang berulang-ulang harus sering kali dilakukan.
• Perawat
mengantisipasi kebutuhan untuk mengubah intervensi selama evaluasi
A.
Memandikan
Klien
a.Pengertian
Tindakan keperawatan adalah
suatu tindakan membersihkan seluruh bagian tubuh pasien dengan posisi berbaring
di tempat tidur dengan menggunakan air bersih, sabun, dan atau larutan
antiseptik.
b.Tujuan
1. Membersihkan tubuh dari kotoran dan menghilangkan bau badan.
2. Memberikan kesegaran fisik dan psikis serta rasa nyaman.
3. Merangsang peredaran darah, syaraf dan merelaksasikan otot.
4. Memelihara integritas kulit dan mencegah infeksi kulit.
5. Memotivasi pasien dalam memenuhi kebutuhan perawatan dan kebersihan dirinya.
1. Membersihkan tubuh dari kotoran dan menghilangkan bau badan.
2. Memberikan kesegaran fisik dan psikis serta rasa nyaman.
3. Merangsang peredaran darah, syaraf dan merelaksasikan otot.
4. Memelihara integritas kulit dan mencegah infeksi kulit.
5. Memotivasi pasien dalam memenuhi kebutuhan perawatan dan kebersihan dirinya.
c.indikasi
Pada klien yang tidak dapat mandi secara mandiri.
d.Kontraindikasi
1.Penderita luka bakar
2.Berikan perhatian khusus pada pasien pasca
operasi.
e.Prosedur Kerja
1.
Persiapan pasien
- Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan
- Menjelaskan prosedur tindakan
3.
Sebelum
melakukan tindakan memandikan ,tawarkan pasien untuk BAB ( buang air besar )
atau BAK ( buang air kecil ) terlebih dahulu .
4.
Ember tertutup
/ tempat pakaian kotor
5. Handschoen disposible
- Menjaga privasi pasien
- Bantal dan guling yang tidak dibutuhkan letakan dikursi.
· Mencuci tangan
· Berdiri di sebelah kanan pasien
atau sesuai kebuthan.
· Melakukan pengkajian.
2. Persiapan alat
1.
Satu waskom
mandi berisi air hangat 2/3 bagian dengan suhu kurang lebih 42 – 43 derajat
celcius
2.
Handuk mandi
bersih satu / dua buah
3.
Waslap bersih
dua buah
4.
Sabun mandi
dalam tempatnya
5.
Pakaian bersih
satu stel
6.
Talk dan /
kamper spiritus
2
3. Cara Kerja
1. Pakaian bagian atas dibuka dan bagian tubuh yang
terbuka ditutup dengan selimut atau kain penutup.
2. Pakaian yang kotor dimasukkan ke dalam ember yang
bertutup/tempat pakaian kotor.
3. Membersihkan wajah :
·
Handuk
dibentangkan di atas bantal di bawah kepala pasien.
·
Dengan waslap
lembab membersihkan mata mulai dari sudut mata dekat hidung ke arah keluar
sampai bersih.
·
Dengan waslap
lembab tanpa sabun membersihkan wajah pasien.
·
Menawarkan
penggunaan sabun untuk daerah wajah.
·
Membersihkan
wajah, telinga, leher dengan menggunakan waslap lembab yang diberi sabun dan
dibilas sampai bersih.
·
Mengeringkan
dengan handuk.
·
Mengangkat
handuk pindahkan ke bawah lengan
·
Membersihkan
daerah ekstremitas lengan :
Ø Lengan sebelah
kiri diangkat, kemudian bentangkan handuk secara memanjang sehingga seluruh
lengan dapat diletakkan di atas handuk.
Ø Membasahi
lengan pasien dengan was lap sabun dari arah proximal ke distal dengan
satu arah, kemudian dibilas dengan waslap basah sampai bersih. Mulai dari
lengan yang lebih jauh dari perawat.
Ø Mengeringkan
lengan dengan handuk sampai kering.
Ø Membersihkan
lengan yang lebih dekat dengan perawat sama dengan membersihkan lengan
sebelumnya.
Ø Membersihkan
daerah dada, ketiak dan perut :
v Kedua lengan
diangkat ke atas dan diletakkan di samping kepala pasien.
v Selimut mandi
atau kain penutup diturunkan dan dilipat sampai daerah os. pubis.
v Handuk
dibentangkan pada bagian sisi pasien.
v Membersihkan
daerah dada, ketiak dan perut dengan waslap bersabun dengan cara memutar.
v Membersihkan
dengan waslap lembab sampai bersih.
v Mengeringkan
dengan handuk sampai kering.
v Memberi bedak
/ talk tipis pada daerah dada, ketiak dan perut
v Menutup tubuh
pasien bagian depan dengan selimut atau kain penutup yang bersih.
Ø Membersihkan
daerah punggung :
v Pasien
dimiringkan ke kiri atau kanan sesuai kebutuhan pasien.
v Membentangkan
handuk di sisi bawah pasien sampai ke bokong.
v Membersihkan
dengan waslap bersabun mulai dari tengkuk, bahu, punggung sampai bokong dengan
cara memutar.
v Membersihkan
dengan waslap lembab sampai bersih.
v Mengeringkan
dengan handuk sampai kering.
3
v Menggosok
sambil message dengan zalf / kamper spiritus sampai kering kemudian diberi
bedak tipis. Pasien dimiringkan ke kanan, handuk dibentangkan di bawah punggung
kemudian punggung kiri dibersihkan seperti punggung kanan.
v Posisi pasien
kembali ditelentangkan.
Ø Mengenakan
pakaian bagian atas.
Ø Mengganti air
dengan air bersih dan hangat.
Ø Washlap dicuci
bersih.
4. Membersihkan daerah extremitas bawah:
· Menanggalkan pakaian bagian bawah
kemudian memasukkan ke dalam ember bertutup / tempat pakaian kotor.
· Membentangkan handuk sepanjang
extremitas bawah sebelah kiri, extremitas kanan ditutup dengan selimut atau
kain penutup.
· Lutut ditekuk kemudian membersihkan
dengan waslap bersabun mulai dari arah proximal ke distal satu arah.
· Membersihkan dengan waslap lembab
sampai bersih.
· Mengeringkan dengan handuk sampai
kering.
· Membersihkan extremitas bawah sebelah kanan sama
dengan membersihkan extremitas sebelah kiri pasien.
5. Membersihkan
daerah lipatan paha dan genitalia:
· Menutup daerah genitalia dengan
kain penutup atau selimut.
· Selimut atau kain penutup diangkat
dan dilipat kemudian diletakkan pada kursi.
· Melepaskan pakaian bagian bawah.
· Mengangkat bokong.Membentangkan
handuk di bawah bokong pasien.
· Membersihkan daerah lipatan paha
dengan waslap bersabun, lalu membersihkan dengan waslap lembab sampai bersih.
· Mengeringkan dengan handuk sampai
kering.
· Membersihkan daerah genitalia
dengan waslap bersabun.
1)
Pada wanita mulai dari depan ke dalam. Membuka bibir kemaluannya dengan
hati-hati dan dibersihkan.
2) Pada pria yang tidak
disunat, tariklah kulit kepala zakarnya ke belakang, lalu kepala kemaluannya
dan kulit penutup kepala kemaluannya dibersihkan dengan hati-hati.
· Membersihkan dengan waslap lembab
sampai bersih.
· Mengeringkan dengan handuk sampai
kering
· Daerah lipatan paha diberi bedak /
talk tipis.
· Membersihkan daerah anus:
· Memiringkan pasien ke sisi sebelah
kiri.
· Membuka lipatan bokong dan
membersihkan anus dengan waslap bersabun.
· Membersihkan dengan waslap lembab
sampai bersih.
· Mengeringkan dengan handuk sampai
kering.
· Posisi pasien kembali terlentang.
4
6.
Mengenakan pakaian bagian bawah.
7.
Merapikan pasien dan kalau perlu memasang selimut kembali.
8.
Merapikan tempat tidur dan mengganti sarung bantal pasien bila diperlukan.
9. Membuka
pintu dan jendela serta gordyn dan atau sampiran.
10. Pakaian dan
alat tenun kotor serta peralatan mandi yang dipakai dibereskan.
11. Perawat mencuci tangan.
12. Membuat catatan keperawatan yang mencakup:
· Tindakan dan hasil respon
pasien.
· Kondisi kesehatan pasien
· Tanda-tanda vital sebelum dan
sesudah memandikan.
· Tingkat mobilisasi.
c.Hal yang
perlu diperhatikan
1. Jika kondisi memungkinkan, libatkan pasien untuk melakukan tindakan
2. Dalam melakukan tindakan,perawat harus memperhatikan keamanan dirinya sendiri dengan memakai schort, handschoen ataupun masker.
1. Jika kondisi memungkinkan, libatkan pasien untuk melakukan tindakan
2. Dalam melakukan tindakan,perawat harus memperhatikan keamanan dirinya sendiri dengan memakai schort, handschoen ataupun masker.
B. ORAL HYGIENE
a. Pengertian
Oral Hygine merupakan tindakan yang dilakukan untuk membersihkan mulut,
gigi dan gusi.
b. Tujuan
1. Mencegah infeksi baik setempat maupun penularan
melalui mulut
2. Melaksanakan kebersihan perorangan .
c.Indikasi
Pasien yang
memiliki masalah mulut seperti carries,plak,halitosis,keliosis,gusi
berdarah,dan radang pada gusi.
d.Kontraindikasi
Perhatikan
perawatan mulut pada Klien yang menderita penyakit diabetes dan beresiko
stomatitis (penyakit yang di sebabkan oleh kemoterapi,radiasi dan intubasi
selang nasogatrik).
e. Prosedur
Kerja
1. Persiapan pasien
1. Melakukan pengecekan program
terapi
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pelaksanaan
3.
Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
2.
Persiapan alat
1.
Tissue
2. Gelas kumur berisi air matang
hangat
3.
Sikat gigi dan pastanya
4.
Sarung tangan bersih
5. Bengkok
6. Perlak dan alasnya/handuk kecil
5
5
3. Cara Kerja
1. Menjaga privacy
2. Memasang perlak dan alasnya/handuk dibawah dagu
pasien
3. Memakai sarung tangan
4. Membantu pasien untuk berkumur sambil menyiapkan
bengkok
5. Membantu menyiapkan sikat gigi dan pastanya
6. Membantu pasien menyikat gigi bagian depan, samping
dan dalam
7. Membantu pasien untuk berkumur sambil menyiapkan
bengkok
8. Mengulangi membantu pasien menyikat gigi bagian depan,
samping dan dalam
9. Membantu pasien untuk berkumur sambil menyiapkan
bengkok
10. Mengeringkan bibir menggunakan tissue
11. Merapikan pasien dan memberikan posisi senyaman mungkin
f. Hal
yang perlu diperhatikan
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
C.
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR
a. Pengertian
Menyiapkan tempat tidur merupakan tindakan keperawatan
kebersihan lingkungan dalam mempersiapkan tempat tidur bagi klien.
b. Tujuan
1. Mempersiapkan
tempat tidur agar siap pakai
2. Memberikan kenyamanan dan
keamanan bagi pasien.
c. PROSEDUR
KERJA
1.Persiapan
pasien
1.
Menjelaskan
maksud dan tujuan tindakan
2.
Menjelaskan prosedur tindakan
3.
Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
2. Persiapan alat
1. Tempat tidur, kasur dan bantal
2. Seprei besar
3. Seprei kecil
4. Sarung bantal
5. Perlak
6. Selimut
6
3. Cara
Kerja
1. Cuci tangan
2. Atur tempat tidur, kasur, dan
bantal.
3. Pasang seprei besar dengan
garis tengah lipatan tepat ditengah kasur/tempat tidur
4. Atur sisi kedua samping seprei
atau tempat tidur dengan sudut 90 derajat, lalu masukkan kebawah kasur
5. Pasang perlak ditengah tempat
tidur
6. Pasang seprei kecil diatas
perlak
7. Lipat selimu menjadi empat
secara terbalik dan pasang bagian bawah. masukkan ujung selimut ke bawah kasur
8. Pasang sarung bantal
9. Cuci tangan.
d. Hal yang diperhatikan
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
BAB III
TINJAUAN KASUS
Ny.E, 35 tahun
dirawat di rumah sakit fatmawati, sejak 2 minggu yang lalu dengan diagnosa
medit DM dengan gangrene pada dorsal pedis. Dari hasil pengkajian didapatkan
data kesadaran kompos mentis, TD=120/90mmHg, suhu 36,5 c˚, RR=20x/ menit. Klien
mengeluh lemas, pusing, dan merasa sakit pada daerah kaki yang ada lukaserta
tidak dapat menggerakannya. Klien juga mengatakan belum mencuci rambut dan
menggosok gigi serta memotong kuku selama berada diruangan. Mandi dilakukan
setiap dua kali sehari dengan cara dilap tanpa menggunakan sabun dengan di
bantu keluarga. Klien mempunyai pemahaman dan keyakinan bahwa selama sakit
tidak boleh mandi dan mencuci rambut. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan
data rambut klien kotor, lengket dan berminyak, saat berbicara tercium bau,
gigi terlihat kuning dan kotor, kulit terlihat kotor dan tidak bercahaya, kuku
panjang dan kotor. Kebutuhan aktivitas sehari – hari dibantu seluruhnya oleh
anggota keluarga dan perawat. Klien juga terpasang dowe kateter dan infuse RL
tetes/ menit. Balutan luka diganti setiap satu kali sehari dengan menggunakan
prinsip steril. Nafsu makan klien baik dimana klien mampu menghabiskan makanan
yang telah disediakan dirumah sakit.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
(Personal
Hygiene)
Tanggal Masuk
: 02 Desember 2011
Jam
Masuk
: 09.00
Ruang/Kelas
: Lt.
IV/3
No.Kamar
: 137
No.Register
: 0809
A.
Data Biografi
1.
Nama
Pasien
: Ny.E
2.
Tempat/tanggal lahir : Jakarta,10
desember 1977
3.
Umur
: 35
4.
Jenis
Kelamin
: Perempuan
5.
BB/TB
: 55 Kg/158 cm
6.
Status Perkawinan :
Kawin
7.
Agama
: Islam
8.
Suku
Bangsa
: Indonesia
9.
Pendidikan
: S1- Sekretaris
10. Pekerjaan
: Sekretaris
11. Alamat
Rumah :
Jl.Bunga Raya No.21 Kebayoran
12. Alamat
Kantor
: Jl.Melati No.34 Pasar Rebo
13. Sumber Biaya
: Suami
14. Nama
Suami
: Munajar
15. Pendidikan
Suami : S1- Hukum
16. Pekerjaan
: Pengacara
B.
Riwayat Kesehatan
a. Tanggal mulai
sakit
: 18 November 2011
b. Riwayat penyakit
sekarang : Klien datang ke rumah
sakit dengan kondisi
terdapat luka pada daerah tungkai kaki kiri.
Suami klien mengatakan luka disebabkan karena terkena rantai sepeda motor
ketika perjalanan berobat ke dokter 1 bulan yang lalu. Klien mengatakan saat
kejadian tersebut klien sama sekali tidak merasakan sakit pada kakinya. karena
luka dirasa tidaksembuh-sembuh dan semakin melebar, kemudian klien dibawa ke
RSUP Fatmawati Jakarta
c.
Diagnosa
medis
: DM dengan ganngrene pada dorsal pedis
dengan balutan
luka harus diganti setiap 1x sehari dengan prinsip steril
d.
Keluhan
: Klien mengeluh lemas,pusing dan merasa sakit
pada daerah
dorsal pedis yang ada luka serta tidak dapat menggerakannya dan klien terlihat
meringis
e.
Cara masuk RS
1.
Brankar : Klien masuk Rs
dengan bantuan brankar
2.
Kursi
: -
3.
Lain-lain : -
f.
Alat bantu yang digunakan
1.
Tongkat : -
2.
Kacamata : -
3.
Gigi palsu : -
4.
Lain-lain : Oksigen 2
liter/manit, dower chateter dan infuse terpasang
sejak 3
desember sampai 13 desember 2011.
C.
Pola Kebiasaan sehari-hari (sebelum sakit dan saat ini)
1.
Pola Aktivitas
a)
Di rumah : Melakukan aktivitas
seperti biasa
b)
Di RS :
Dibantu seluruhnya oleh keluarga dan
Perawat
2.
Pengkajian
fisik yang berhubungan dengan aktivitas :
a)
Kekuatan otot : -
b)
Paralis
: -
c)
Terapi
bedrest : bedres dengan posisi semi fowler
d) Lain‑lain
: DM dengan gangrene pada dorsal pedis, balutan
luka
diganti sekali sehari menggunakan prinsip steril
B.
Pola Nutrisi
Rumah
RS
1.
Frekuensi
: 3x l
hari
3x lhari
2.
Jenis
: nasi, lauk, dan
sayur
nasi, ‑1auk,
sayur, ‑buah, dan susu
3.
Pemeriksaan
fisik yang berhubungan dengan nutrisi:
a)
Turgor
kulit
:
elastis
b)
Kelembaban
mukosa mulut :
lembab
c)
Konjungtiva
: anemis
d) Lain‑lain
: -
C.
Pola Eliminasi
1.
BAB
Rumah
Rs
a)
Frekuensi : I x sehari I x sehari
b)
Cara
: Mandiri dibantu
Di WC Di tempat tidur
Menggunakan: ( ) Tissue
(√) Air
( ) Lain-lain
2.
BAK
Rumah
Rs
a)
Frekuensi : 6‑7x/hari 1600 cc/hari
b)
Cara
: Mandiri dibantu
Di WC Di tempat tidur
Menggunakan: ( ) Tissue
(√) Air
( ) Lain-lain
D.
Pola kebersihan
Rumah
RS
1.
Kebiasaan
mandi
: 2x
sehari I x sehari
2.
Mencuci
rambut
: lx
3hari
l x
3hari
3.
Membersihkan gigi dan
mulut : I x
sehari 1 x sehari
4.
Mengganti
pakaian
: I x sehari
1 x sehari
5.
Membersihkan kaki dan kuku
: 1 x 2 minggu
1 x seminggu
6.
Kebersihan kulit
: Tidak
teratur
tidak teratur
7.
Cara membersihkan
: Sabun
dilap dengan air
E.
Keadaan Psikososial
1.
Konsep
diri
a)
Gambaran
diri : klien mengatakan malu
karena pada kakinya ada luka
dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
b)
Peran
: klien
mengatakan perannya sebagai wanita
karier.
2.
Suasana
hati
:
terlihat cemas, gelisah dan sering melamun
3.
Karakter
: supel, ramah, dan lemah lembut
4.
Perkembangan
mental : sesuai dengan manusia
5.
Daya
konsentrasi : klien dapat
menjawab pertanyaan dengan baik
6.
Sosialisasi
:
bersosialisasi dengan keluarga dan pasien lain.
F.
Riwayat Kesehatan Linkungan
1.
Kebersihan
a)
Rumah
: klien mengatakan rumahnya setiap hari jarang disapu
b)
lingkungan
: klien mengatakan lingkungan sekitar kotor dan berisik
2.
Polusi
: klien
mengatakan rumahnya dekat pabrik
3.
Kemungkinan bahaya : dekat dengan jalan raya
G.
Pemeriksaan Fisik
1.
Rambut
a)
Tekstur
: kasar, kusam, dan berketombe
b)
Warna
: hitam
c)
Kebersihan
: rambut terlihat kotor
d) Distribusi : merata
e)
Kulit
kepala : kulit
kepala kotor
f)
Gatal
: klien
mengatakan kepala terasa gatal,
g)
Kebersihan
: klien mengatakan sudah 5 hari belum cuci rambut,
2.
Gigi
dan mulut
a)
Kelengkapan
gigi : sudah tidak lengkap dengan jurnlah 30 buah
b)
Masalah
gigi : gigi berlubang, kuning, dan kotor
c)
Kebersihan
: gigi terlihat kuning, klien
mengatakan sudah 2 hari
belum gosok
gigi.
d)
Bau
mulut :
ada, klien merasa malu bicara dengan orang lain karena
mulutnya bau.
3.
Kuku
tangan dan kaki
a)
Bentuk kuku : normal
b)
Sudut antar kuku : 180 derajat
c)
Warna kuku : putih pucat
d) Kebersihan : kuku
terlihat panjang dan kotor, klien mengatakan
belum memotong
kuku selama 3 minggu
4.
Genitalia
a)
Kelainan
: tidak
ada
b)
Gatal
: tidak ada
c)
Kemerahan : tidak ada
d)
Lesi
: tidak
ada
e)
Kebersihan : bersih
5.
Kulit
a)
Erithema
: -
b)
Tekstur
: kasar
dan kering
c)
Turgor
: elastis
d) Jaundice
: -
e)
Petechie
: -
f)
Sianosis
: ada
g)
Gatal
: ada
h)
Kebersihan : Kulit terlihat kotor dan lengket, klien mengatakan
sudah 2 hari belum mandi dan merasa tidak nyaman
karena merasa badannya lengket dan bau. terdapat luka pada daerah dorsal pedis
dengan diameter 9 cm kedalam 3 cm tidak ada pus, terdapat nekrosis jaringan,
bau gangren, balutan luka bersih, kondisi luka setengah kering, tidak kotor,
sekitar daerah luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman, dan balutan luka
harus diganti setiap 1x sehari dengan prinsip steril
H.
Kepercayaan
Budaya
1.
Kebiasaan : klien mengatakan jarang
shalat 5 waktu
2.
Pantangan : klien mengatakan tidak boleh mandi saat sakit
3.
Pengetahuan : klien mengatakan tidak memehami tentang kebersihan diri
4.
lain‑lain
: -
I.
Lain-lain
Suami
mengatakan klien
1.
sering menggaruk pada bagian kaki
2.
tidak dapat berjalan seperti biasa
Jakarta, 31
Desember 2011
Yang mengkaji
(Nyoman
Suardana)
DATA FOKUS
Nama/Umur
: Ny.E / 35
thn
Ruang /
Kamar : Lt
IV/ 3
Data Subjektif
|
Data Objektif
|
Klien mengatakan :
1.
Kulit kepalanya terasa gatal.
2.
Belum keramas selama 5 hari.
3.
Belum gosok gigi selam 2 hari.
4.
Merasa tidak nyaman karena badannya lengket dan
bau.
5.
belum memotong kuku selama 3 minggu.
6.
Klien mengatakan tidak boleh mandi dan keramas
selama sakit.
7.
Merasa nyeri pada bagian dorsal pedis.
8.
Tidak dapat menggerakan kaki telapak kaki
Suami
mengatakan:
|
1.
Tercium bau mulut
2.
Rambut klien terlihat kasar, kusam, berketombe,
dan acak-acakan
3.
Gigi klien terlihat kuning
4.
Kuku terlihat kotor dan panjang
5.
Badan klien tercium bau yang tidak sedap
6.
kulit klien lengket dan kusam
7.
klien terlihat meringis
11. TTV
TD : 120/90 mmHg
N : 80 x/menit
Rr : 28x/menit
S : 36,5 C
|
ANALISA DATA
Nama/Umur
: Ny.E / 35
thn
Ruang /
Kamar : Lt
IV/ 3
No
|
Data
|
Masalah
|
Etiologi
|
Paraf
|
1
2
|
DS:
Klien
mengatakan :
1. Kulit
kepalanya terasa gatal
2. Sudah 3 hari
belum keramas
3. selama sakit
tidak boleh keramas
4. belum
menggosok gigi selama 3 hari
5. malu bicara
dengan orang lain karena bau mulut
6. malas gosok
gigi karena terpasang infus
7. belum mandi
selama 3 hari
8. merasa
malu bertemu dengan orang lain karena bau badan
9. belum
memotong kuku selama masuk RS
10. sudah terbiasa dengan kuku panjang
DO :
1. Rambut klien
terlihat acak-acakan
2. Rambut klien
Lengket dan berminyak
3. Rambut klien
kasar, kusam dan berketombe
4. gigi
terlihat kuning dan kotor
5. tercium bau
mulut
6. kulit
lengket dan kusam
7. terlihat
daki pada kulit
8. kuku klien
panjang
9. terdapat
kotoran pada ujung kuku
10. terpasang dowe chateter
11. terpasang infus dan terdapat balutan luka pada
dorsal pedis
DS:
Klien mengatakan
1. Merasa nyeri pada bagian dorsal pedis.
2. Tidak dapat menggerakan kaki telapak kaki
Suami mengatakan:
1. Luka terjadi karena terkena rantai sepeda motor ketika pergi berobat dan
klien tidak merasakan sakit pada kakinya,
2. luka tidak sembuh-sembuh selama 1 bulan, semakin hari semakin parah dan
melebar
DO:
1. Terdapat luka didaerah dorsal pedis dengan
diameter 9 cm kedalaman 3 cm, bau gangren, kondisi luka setengah kering,
disekitar luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman
2. klien terlihat meringis
3. Konjungtiva anemis
1. TTV
TD : 120/90
mmHg
N
: 80 x/menit
Rr :
28x/menit
S
: 36,5 C
|
Gangguan
personal hygiene: rambut, mulut, kulit, dan kuku
Gangguan
integritas kulit
|
Kelemahan
fisik
Terputusnya
kontinuitas jaringan
|
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama/Umur
: Ny.E / 35
thn
Ruang /
Kamar : Lt
IV/ 3
NO
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
Tanggal
|
Nama jelas
|
|
ditemukan
|
teratasi
|
|||
1
2
|
Gangguan personal hygiene : rambut ,mulut,kulit
,kuku b.d keterbatasan fisik
Gangguan integritas kulit bd terputusnya
kontuinitas jaringan kulit
|
10 des 11
10 des 11
|
12 des 11
Teratasi
sebagian
|
K
E
L
O
M
P
O
K
5
|
RENCANA KEPERAWATAN
Nama: Ny. E / 35 thn
Ruang Kamar: Lt. IV/ 3
TGL
|
DX
NO
|
Tujuan dan
Kriteria Hasil
|
Rencana
Tindakan
|
Rasional
|
Paraf
|
10 des 11
10 des 11
|
1
2
|
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2
x 24 jam. Personal hygiene rambut, mulut, kulit, dan kuku klien kembali
terpenuhi.
KH:
1. Rambut klien
bersih
2. Rambut klien
wangi dan tidak lengket
3. Gigi klien
bersih
4. Mulut klien
wangi dan segar
5. Kulit klien
bersih.
6. Klien
mersakan segar pada tubuhnya.
7. Kulit tidak
lengket
8. Kulit klien
lembab
9. Kuku klien
pendek
10. Kuku klien
bersih
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam
integritas kulit kembali utuh.
KH:
1.
Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan
jaringan dan adanya granulasi.
2.
Tidak adanya pus pada luka
3.
Klen dapat menggerakkan kembali kakinya
|
1. kaji pola kebutuhan personal hygiene klien.
2. Cuci rambut klien menggunakan shampo selama 1x 2 hari
3. Sisir rambut klien
4. Bantu klien menggosok gigi
5. Ajarkan klien cara menggosok gigi yang benar
6. Bantu klien mengganti pakaian.
7. Bantu klien dalam menjaga kebersihan badannya dengan cara memandikan
klien 2x sehari.
8. Berikan pendidikan kesehatan tentang kebersihan diri pada klien.
9. Beri lotion pada kulit klien.
10. Potong kuku
klien 1x/minggu
11. Sikat kuku
klien bila perlu
1.
Kaji luas dan keadaan luka serta proses
penyembuhan.
2.
Ganti balutan luka secara asepti 1x sehari
3.
Kaji tanda vital.
4.
Lakukan perawatan luka secara
5.
Kolaborasi pemberian antibiotik: metronidazole
6.
Dorongan gerak ROM pasif pada daerah yg sakit
dan ROM aktif pada daerah yang tidak sakit
7.
Berikan klien makanan TKTP sesuai diit 2000
kal/hari
|
1. Mengetahui data dasar dalam melakukan intervensi.
2. Rambut klien bersih
3. Rambut klien rapi
4. Gigi klien bersih
5. Mengurangi resiko luka pada gusi
6. Memberi rasa nyaman pada klien
7. Menghindari resiko infeksi dan memberikan kenyamanan bagi klien
8. Meningkatkan pengetahuan dan membuat klien lebih kooperative.
9. Melembabkan kulit klien.
10. Kuku klien
pendek
11. Membersihkan
kotoran pada ujung kuku
1. Pengkajian yang tepat terhadap luka dan proses penyembuhan akan membantu
dalam menentukan tindakan selanjutnya.
2. Menurunkan resiko infeksi sehingga membantu penyenbuhan dan mencegah
terjadinya kontaminasi
3. Untuk mengetahui perubahan pada fungsi lain
4. Merawat luka dapat menjaga kontaminasi luka
5. Antibiotik dapat menbunuh kuman dan bakteri
6. Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang, mencegah kontaktur, atropi
otot dan mempertahankan mobilitas sendi tulang.
7. Mempercepat perbaikan jaringan
|
CATATAN KEPERAWATAN
Nama/Umur
: Ny.E / 35 thn
Ruang /
Kamar : Lt
IV/ 3
Tanggal
Pukul
|
No
DX
|
Catatan
|
Paraf
|
10 des 11
06.00
09.30
11.00
09.45
07.30
08.30
17.00
15.00
11.00
14.00
12.00
17.00
18.00
11 des 11
14.10
14.30
14.15
14.25
16.45
12 des 11
08.00
07.30
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
|
1. Mengkaji pola kebutuhan personal hygiene klien
R:
mengetahui data dasar dalam melakukan intervensi
2. Membantu membersihkan rambut dengan cara mencuci rambut klien
R: rambut
klien lebih bersih, tidak lengket,kulit rambut bersih dan klien merasa
lebih nyaman
3. Membantu klien mengganti pakaian
R: klien
merasa lebih nyaman
4. Membantu menyisir rambut
R: rambut
klien lebih rapi
5. Memandikan
R: klien
merasa lebih nyaman dan bersih,kulit bersih
6. Membantu membersihkan mulut dengan menggosok gigi klien
R: gigi
klien terlihat lebih bersih dan klien merasa lebih
nyaman
7. Membantu klien dalam kebersihan mulut dengan cara dan menggosok
gigi klien
R: klien
merasa lebih bersih dan nyaman
8. Menjelaskan pentingnya melakukan kebersihan diri
R: klien
terlihat menyisir rambut sendiri
9. Membantu klien memotong kuku
R: kuku
klien pendek dan bersih
10. Menganjurkan
klien dalam ikut serta dalam perawatan diri sesuai kemampuan
R: klien
terlihat dapat menggosok gigi sendiri
11. Memberi
lotion pada kulit klien
R:agar kulit
klien tidak kusam
12. Membantu dan
mengajarkan klien dalam membersihkan mulut
R: klien mau
melakukannya
13. Membantu
klien membersihkan badanya
R: klien mau
melakukannya dan klien mengatakan merasa
lebih nyaman
14. Mengkaji
luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan.
R: Membantu
dalam menentukan tindakan selanjutnya
15. Mengganti balutan luka secara steril
R: adanya granulasi, pus pada jaringan berkurang
16. Mengukur TTV
TD: 120/90mmHg
N: 80 x / menit
RR: 20 x menit
S: 36,5 ˚c
17. Melakukan perawatan luka
R: luka didaerah dorsal pedis
dengan diameter 9 cm kedalaman 3 cm, gangrene, kondisi luka setengah
kering, disekitar luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman
18. Mengkolaborasi pemberian antibiotik: metronidazole sesuai indikasi.
R: adanya granulosa pada luka
19. Membantu klien melakukan gerak ROM pasif pada daerah yg sakit dan ROM
aktif pada daerah yang tidak sakit
R: klien mengatakan otot-otonya tidak kaku
20. Berikan klien makanan TKTP sesuai diit 2000 kal/hari
R: adanya perbaikan jaringan pada luka
|
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama/Umur
: Ny.E / 35 thn
Ruang /
Kamar : Lt
IV/ 3
Tanggal
|
Pukul
|
NO
DX |
Evaluasi/Catatan
SOAP
|
Paraf
Nama jelas
|
12 des 11
13 des 11
|
16.00
18.00
|
1
2
|
S: 1. Klien mengatakan rambutnya lebih
rapi
2. Klien mengatakan lebih nyaman dari sebelumnya
3. Klien mengatakan sudah tidak malu bicara
dengan orang lain
4. Klien mengatakan mulutnya terasa mulutnya lebih
segar
5. Klien mengatakan badannya terasa lebih segar
6. klien merasa lebih nyaman dengan kuku pendek
O: 1. Klien terlihat senang dan
nyaman
2. Rambut bersih dan rapi
3. Gigi klien bersih
4. Mulut klien wangi
5. Kulit klien bersih
6. Rasa lengket dan bau badan klien berkurang
7. Badan klien terlihat lebih bersih
8. Kuku klien pendek
9. Kuku klien bersih
A: Tujuan teratasi masalah teratasi
P: pertahankan intervensi:
S:1. Klien terlihat meringis
2. Klien mengatakan sudah dapat menggerakan
kakinya.
3. Klien mengatakan masih merasakan nyeri
O: 1. Terdapat luka didaerah dorsal pedis
dengan diameter 9 cm kedalaman 3 cm, gangrene, kondisi luka setengah
kering, disekitar luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman
2. Bau
ganggrene tidak tercium lagi
3. Adanya
jaringan dan granulasi
4. Pus (nanah)
pada jaringan berkurang
5. Adanya
granulasi
A : Tujuan teratasi sebagaian, masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
|