Senin, 13 Mei 2013

Pemenuhan Kebutuhan dasar personal hygiene



A.    KONSEP DASAR PERSONAL HYGIENE

Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan. Begitu pula pada penderita pasca stroke yang mengalami hemiplegia ataupun hemiparesis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada penderita pasca stroke. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan metode pendekatan fenomenologis. Sampel penelitian sebanyak 4 orang diperoleh dengan teknik purposive sample. Hasil penelitian dari 4 informan menunjukkan bahwa pengetahuan informan mengenai personal hygiene sudah baik terbukti informan dapat menyebutkan pengertian dan tujuan dari personal hygiene. Selain itu sebagian besar pemenuhan kebutuhan personal hygiene dapat dilakukan secara mandiri kecuali untuk perawatan kuku kaki dan tangan yang masih bergantung pada orang lain. Modifikasi juga dilakukan oleh informan untuk mempermudah dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene. Dukungan serta bantuan keluarga masih sangat diperlukan oleh penderita pasca stroke dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene walaupun sebagian besar dari mereka sudah dapat melakukan sendiri secara mandiri. Perawat dapat memberikan informasi-informasi tentang personal hygiene yang lebih baik terkait dengan waktu atau frekuensi aktifitas, dan cara yang benar dalam melakukan perawatan diri.

B.     MACAM-MACAM PERSONAL HYGIENE DAN MANFAATNYA

Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang dikatakanmemiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya.Menurut Potter dan Perry (2005) macam-macam personal hygiene dan tujuannya adalah:

1.      Perawatan kulit
kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam mempertahankan fungsinya. Kulit memiliki 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutan. Ketika pasien tidak mampu atau melakukan perawatan kulit pribadi maka perawat memberikan bantuan atau mengajarkan keluarga bagaimana melaksanakan personal higiene. Seorang pasien yang tidak mampu bergerak bebas karena penyakit akan beresiko terjadinya kerusakan kulit. Bagian badan yang tergantung dan terpapar tekanan dari dasar permukaan tubuh (misalnya matrasi gips tubuh atau lapisan linen yang berkerut), akan mengurangi sirkulasi pada bagian tubuh yang terkena sehingga dapat menyebabkan dekubitus. Pelembab pada permukaan kulit merupakan media pertumbuhan bakteri dan menyebabkan iritasi lokal, menghaluskan sel epidermis, dan dapat menyebabkan maserasi kulit. Keringat, urine, material fekal berair, dan drainase luka dapat mengakumulasikan pada permukaan kulit dan akan menyebabkan kerusakan kulit dan
infeksi. Pasien yang menggunakan beberapa jenis alat eksternal pada kulit seperti gips, baju pengikat, pembalut, balutan, dan jaket ortopedik dapat menimbulkan tekanan atau friksi terhadap permukaan kulit sehinggga menyebabkan kerusakan kulit. Tujuan perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisifasi dan memahami metode perawatan kulit.
2.      Mandi
memandikan pasien merupakan perawatan higienis total. Mandi dapat dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat tidur yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan ketergantungan total dan memerlukan personal higiene total. Keluasan mandi pasien dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik pasien dan kebutuhan tingkat hygiene yang dibutuhkan. Pasien yang bergantung dalam pemenuhan kebutuhan personal higiene, terbaring ditempat tidur dan tidak mampu mencapai semua anggota badan dapat memperoleh mandi sebagian di tempat tidur. Tujuan memandikan pasien di tempat tidur adalah untuk menjaga kebersihan tubuh, mengurangi infeksi akibat kulit kotor, memperlancar sistem peredaran darah, dan menambah kenyamanan pasien. Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi tubuh, menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit, dan membuat pasien merasa lebih rileks dan segar. Pasien dapat dimandikan setiap hari di rumah sakit. Namun, bila kulit pasien kering, mandi mungkin dibatasi sekali atau dua kali seminggu sehingga tidak akan menambah kulit menjadi kering. Perawat atau anggota keluarga mungkin perlu membantu pasien berjalan ke kamar mandi atau kembali dari kamar mandi. Perawat atau anggota keluarga harus ada untuk membantu pasien mengguyur atau mengeringkan bila perlu atau mengganti pakaian bersih setelah mandi. Kadang pasien dapat mandi sendiri di tempat tidur atau mereka memerlukan bantuan dari perawat atau anggota keluarga untuk memandikan bagian punggung atau kakinya. Kadang pasien tidak dapat mandi sendiri dan perawat atau anggota keluarga memandikan pasien di tempat tidur.
3.      Hygiene mulut
 pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut, sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat akibat penyakit atau medikasi yang digunakan pasien. Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien. Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan, plak, bakteri, memasase gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan. Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan. Tujuan perawatan hygiene mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar.
4.      Perawatan mata, hidung, dan telinga
perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata, hidung, dan telinga selama pasien mandi. Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus – menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing kedalam mata. Normalnya, telinga tidak terlalu memerlukan pembersihan. Namun, pasien dengan serumen yang terlalu banyak telinganya perlu dibersihlkan baik mandiri pasien atau dilakukan oeh perawat dan keluarga. Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran. Bila benda asing berkumpul pada kanal telinga luar, maka akan mengganggu konduksi suara. Hidung berfungsi sebagai indera penciuman, memantau temperature dan kelembapan udara yang dihirup, serta mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem pernapasan. Pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau anggota keluarga untuk melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga. Tujuan perawatan mata, hidung, dan telinga adalah pasien akan memiliki organ sensorik yang berfungsi normal, mata, hidung, dan telinga pasien akan bebas dari infeksi, dan pasien akan mampu melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga sehari – hari.
5.      Perawatan rambut
            penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut seharisehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar higienis perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi. Penyakit atau ketidakmampuan menjadikan pasien tidak dapat memelihara perawatan rambut sehari – hari. Pasien immobilisasi rambutnya cenderung terlihat kusut. Menyikat, menyisir, dan bersampo merupakan dasar higyene rambut untuk semua pasien. Pasien juga harus diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi untuk memelihara perawatan rambut sehari – hari. Sedangkan pada pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau keluarga pasien dalam melakukan higyene rambut. Tujuan perawatan rambut adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan pasien dapat berpartisifasi dalam melakukan praktik perawatan rambut.
6.      Perawatan kaki dan kuku
kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi seringkali orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Tujuan perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan benar.
7.      Perawatan genitalia
perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis kelamin. Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan pasien dalam ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal higiene.

Jenis personal hygiene berdasarkan waktu pelaksanaannya
Menurut Alimul (2006) personal hygiene berdasarkan waktu pelaksanaannya dibagi menjadi empat yaitu:
1.      Perawatan dini hari
merupakan personal hygiene yang dilakukan pada waktu bangun tidur, untuk melakukan tindakan untuk tes yang terjadwal seperti dalam pengambilan bahan pemeriksaan (urine atau feses), memberikan pertolongan seperti menawarkan bedpan atau urinal jika pasien tidak mampu ambulasi , mempersiapkan pasien dalam melakukan sarapan atau makan pagi dengan melakukan tindakan personal hygiene, seperti mencuci muka, tangan, menjaga kebersihan mulut, .
2.      Perawatan pagi hari
merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan sarapan atau makan pagi seperti melakukan pertolongan dalampemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB / BAK), mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijatan pada punggung, membersihkan mulut, kuku, rambut, serta merapikan tempat tidur pasien. Hal ini sering disebut sebagai perawatan pagi yang lengkap.
3.      Perawatan siang hari
merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang dimana pasien yang dirawat di rumah sakit seringkali menjalani banyak tes diagnostik yang melelahkan atau prosedur di pagi hari. Berbagai tindakan personal hygiene yang dapat dilakukan, antara lain mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur, dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien.
4.      Perawatan menjelang tidur
merupakan personal hygiene yang dilakukan pada saat menjelang tidur agar pasien relaks sehingga dapat tidur atau istirahat dengan tenang. Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB / BAK), mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut, dan memijat daerah punggung.

C.    FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERSIHAN DIRI
Menurut Potter dan Perry (2005), sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:
1.            Citra tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Jika seorang klien rapi sekali maka perawat mempertimbaagkan rincian kerapian ketika merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana memberikan peraatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene.

2.            Praktik social.
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktok yang mempengaruhi perawatan kebersihan.

3.            Status sosio-ekonomi
sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan. Perawat hrus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan social yang dipraktikkan oleh kelompok social klien.

4.            Pengetahuan
Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang untuk memenuhi perawatan yang perlu.
5.            Variable kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan. Di Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi secara penuh hanya sekali dalam seminggu.

6.            Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda (mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.

7.            kondisi fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi.

D.    KELAINAN / PATOFISIOLOLOGI GIGI DAN MULUT
Mulut merupakan suatu tempat yang amat ideal bagi perkembangan bakteri. Bila tidak dibersihkan dengan sempurna, sisa makanan yang terselip bersama bakteri akan tetap melekat pada gigi kita dan akan bertambah banyak dan membentuk koloni yang disebut plak, yaitu lapisan film tipis, lengket dan tidak berwarna. Plak merupakan tempat pertumbuhan ideal bagi bakteri yang dapat memproduksi asam. Jika tidak disingkirkan dengan melakukan penyikatan gigi, asam tersebut akhirnya akan menghancurkan email gigi dan akhirnya menyebabkan gigi berlubang
Selain itu plak ini juga berpengaruh terhadap kesehatan jaringan pendukung gigi seperti gusi dan tulang pendukungnya. Hal ini disebabkan oleh bakteri yang menempel pada plak di atas permukaan gigi dan di atas garis gusi. Kuman-kuman pada plak menghasilkan racun yang merangsang gusi sehingga terjadi radang gusi, dan gusi menjadi mudah berdarah.
Bila dibiarkan, keadaan ini dapat menjadi lebih buruk dengan bergeraknya gusi dari perlekatannya dengan gigi, sehingga mempengaruhi tulang pendukung dan ligamen (jaringan pengikat) sekitarnya dan menyebabkan tanggalnya gigi.
Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya, dan didukung oleh gusi yang kencang dan berwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut yang sehat ini tidak tercium bau tak sedap.Kondisi ini hanya dapat dicapai dengan perawatan yang tepat. Namun, oleh karena berbagai faktor (misalnya biaya dokter gigi yang relatif lebih mahal daripada dokter umum) kesehatan gigi seringkali tidak menjadi prioritas. Kita hanya pergi ke dokter gigi kalau keadaan gigi sudah parah dan rasa sakit tidak tertahankan lagi
Padahal, gigi yang sudah dalam keadaan terinfeksi berat dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Selain itu, gigi yang tidak terawat juga menyebabkan nafas tidak segar yang ujung-ujungnya bisa menghambat pergaulan. Karena itulah, sebagai remaja (apalagi yang sedang melakukan pendekatan pada pujaan hati) kita harus tahu seluk beluk perawatan mulut dan gigi.
Beberapa gangguan yang terjadi pada gigi dan mulut :
Bau mulut
Selain rasa sakit, akibat paling nyata dari buruknya kondisi mulut dan gigi adalah bau mulut. Bau mulut sendiri dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal biasanya disebabkan oleh penyakit sistemik yang merupakan tanda-tanda adanya masalah kesehatan lain, seperti diabetes melitus, kelainan pada saluran pencernaan atau pernafasan, penyakit-penyakit pada kerongkongan
Sedangkan faktor eksternal disebabkan oleh jenis makanan yang dimakan seperti pengaruh minuman kopi, alkohol, makanan berbumbu bawang putih atau bawang merah, faktor pembersihan gigi yang tidak optimal, dan kebiasaan merokok.
Mulut yang kering karena kurang minum air juga merupakan kontributor penyebab masalah bau mulut. Karena itulah, ketika bangun tidur di pagi hari bau mulut kita juga kurang sedap, yang segera hilang setelah kita sikat gigi dan minum air.
Akibat lain dari gigi tidak terawat
Walaupun amat jarang terjadi, penyakit gigi terkadang dapat juga menyebabkan kematian. Gigi berlubang yang didiamkan dan tidak dirawat akan menjadi sumber infeksi dan dapat mempengaruhi kondisi organ lainnya
Bakteri dari gigi berlubang dapat terus menembus jaringan lebih dalam yang disebut pulpa gigi yang terdiri dari jaringan syaraf, pembuluh darah dan limfe. Bakteri kemudian menghancurkan seluruh pulpa, terkadang sampai tidak ada lagi jaringan pulpa yang masih hidup.
Keadaan ini memungkinkan terjadinya pembengkakan pada ujung akar berbentuk kantung yang disebut granuloma. Granuloma mengandung jaringan lunak, bakteri, nanah dan lain sebagainya, yang dapat tertekan dalam aliran darah sehingga terbawa ke bagian lain dari tubuh. Selain aliran darah, penyebaran bakteri atau nanah ini dapat juga melalui saluran limfe, hubungan langsung dengan saluran pernafasan dan saluran pencernaan.
Penyebaran bakteri ke daerah lain juga dapat menimbulkan penyakit seperti misalnya pada mata, hidung, jantung, persendian, sakit, penyakit pada saluran pencernaan. Keadaan ini disebut sebagai infeksi fokal.
Masalah Mulut Lain
Stomatitis adalah kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi, seperti tembakau; defisiensi vitamin; infeksi oleh bakyeri, virus, atau jamur; atau penggunaan obat kemoterapi. Glositis adalah peradangan lidah hasil karena penyakit infeksi atau cidera, seperti luka bakar atau gigitan. Gengikitis adalah peradangan gusi, biasanya karena higiene mulut yang buruk atau terjadi tanda leukimia, defisiensi vitamin, atau diabetes melitus. Perawatan mulut khusus merupakan keharusan apabila klien memiliki masalah oral ini. Perubahan mukosa mulut yang berhubungan dengan mudah mengarah kepada malnutrisi, yang merupakan perhatian utama bagi klien yang memiliki kanker (Griefzu, Radjeski, Winnick, 1990).
E. NURSING PROSES
A. Pengkajian
Pengkajian perawat tentang bibir,gigi,mukosa buccal,gusi,langit-langit,dan lidah klien. Perawat memeriksa semua daerah ini dengan hati-hati tentang warna,hidrasi,tekstur,dan lukannya. Klien yang tidak mengikuti praktik hygiene mulut yang teratur akan mengalami penurunan jaringan gusi,gusiyang meradang,gigi yang hitam (khususnya sepanjang margin gusi),karies gigi, kehilangan gigi, dan halitosis. Rasa sakit yang dilokalisasi adalah gejala umum dari penyakit gusi atau gangguan gigi tertentu. Infeksi pada mulut melibatkan organisme seperti treponeme pallidum, neisseria gonorrhoeae, dan hominis virus herpes. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jika klien hendak memperoleh radiasi atau kemoterapi,sangat penting mungumpulkan data dasr mengenai keadaan rongga mult klien. Hal ini berfungsi sebagai dasar untuk perwatan preventif bagi klien saat mereka melewati pengobatan ( Greifzu Radjeski, Winnick, 1990).
Pengkajian rongga mulut klien dapat menunjukkan perubahan aktual atau potensial dalam integritas struktur mulut. Diagnosa keperawatan yang berhubungan dapat merefleksikan masalah atau komplikasi akibat perubahan rongga mulut. Penemuan perawat juga menunjukkan kebutuhan klien untuk bantuan perawatan mulut karena defisit perawatan-diri. Identifikai diagnosa yang akurat memerlukan seleksi faktor yang berhubungan yang menyebabkan masalah klien. Perubahan pada mukosa mulut akibat pemaparan radiasi, misalnya, akan memerlukan intervensi berbeda dari pada kerusakan mukosa akibat penempatan selang andotrakea.
B.Perencanaan
Menyusun rencana keperawatan untuk klien yang membutuhkan higiene mulut termasuk mempertimbangkan pilihan, status emosional, sumber daya ekonomi, dan kemampuan fisik klien. Perawatan harus membina hubungan yang baik dengan klien untuk membantu praktik higiene mulut. Beberapa klien sanat sensitif tentang kondisi mulut mereka dan enggan membiarkan orang lain merawat. Dalam banyak kasus, klien (seperti yang terkena diabetes dan kanker ) juga tidak sadar bahwamereka berisiko penyakit gigi dan periodontal dan karenanya memerlukan pendidikan ekstensif. Klien yang mengalami perubahan mukosa akan memerlukan perawatan jangka panjang. Hasil tidak dapat terlihat untuk beberapa hari atau minggu. Keluarga dapat memainkan peranan penting dalam pembelajaran bagaimana untuk memeriksa rongga mulut klien terhadap perubahan dan memberikan higiene mulut meliputi sebagai berikut :
  1. Klien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik.
  2. Klien mampu melakukan sendiri perawatan higiene- mulut dengan benar.
  3. Klien akan mencapai rasa nyaman .
  4. klien akan memahami praktik higiene-mulut.
C. Implementasi
Higiene mulut yang baik termasuk kabersihan, kenyaman, dan kelembaban struktur mulut. Perawatan yang tepat mencegah penyakit mulut dan kerusakan gigi. Klien di rumah sakit atau fasilitas perawatan jangka panjang seringkali tidak menerima perawatan agresif yang mereka butuhkan. Perwatan mulut harus diberikan teratur dan setiap hari. Frekuensi tindakan higiene bergantung pada rongga mulut klien.
D. Evaluasi
• Melihat kembali perkembangan kesembuhan klien
• Hasil yang diharapkan dari hygiene mulut tidak dapat dilihat dalam beberapa hari
• Pembersihan yang berulang-ulang harus sering kali dilakukan.
• Perawat mengantisipasi kebutuhan untuk mengubah intervensi selama evaluasi
A.      Memandikan Klien
a.Pengertian
Tindakan keperawatan adalah suatu tindakan membersihkan seluruh bagian tubuh pasien dengan posisi berbaring di tempat tidur dengan menggunakan air bersih, sabun, dan atau larutan antiseptik.
b.Tujuan                                                                                                                                                                             
1. Membersihkan tubuh dari kotoran dan menghilangkan bau badan.
2. Memberikan kesegaran fisik dan psikis serta rasa nyaman.
3. Merangsang peredaran darah, syaraf dan merelaksasikan otot.
4. Memelihara integritas kulit dan mencegah infeksi kulit.
5. Memotivasi pasien dalam memenuhi kebutuhan perawatan dan kebersihan dirinya.
c.indikasi
Pada klien yang tidak dapat mandi secara mandiri.
d.Kontraindikasi
  1.Penderita luka bakar
 2.Berikan perhatian khusus pada pasien pasca operasi.
e.Prosedur Kerja
1.      Persiapan pasien
  1. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan
  2. Menjelaskan  prosedur tindakan
3.       Sebelum melakukan tindakan memandikan ,tawarkan pasien untuk BAB ( buang air besar ) atau BAK ( buang air kecil ) terlebih dahulu .
4.       Ember tertutup / tempat pakaian kotor
5.       Handschoen disposible
    • Menjaga privasi pasien
    • Bantal dan guling yang tidak dibutuhkan letakan  dikursi.
·         Mencuci tangan
·         Berdiri di sebelah kanan pasien atau  sesuai kebuthan.
·         Melakukan pengkajian.
2.      Persiapan alat
1.       Satu waskom mandi berisi air hangat 2/3 bagian dengan suhu kurang lebih 42 – 43 derajat celcius
2.       Handuk mandi bersih satu / dua buah
3.       Waslap bersih dua buah
4.       Sabun mandi dalam tempatnya
5.       Pakaian bersih satu stel
6.       Talk dan / kamper spiritus
2
3.       Cara Kerja
1.       Pakaian bagian atas dibuka dan bagian tubuh yang terbuka ditutup dengan selimut atau kain penutup.
2.       Pakaian yang kotor dimasukkan ke dalam ember yang bertutup/tempat pakaian kotor.
3.       Membersihkan wajah :
·         Handuk dibentangkan di atas bantal di bawah kepala pasien.
·         Dengan waslap lembab membersihkan mata mulai dari sudut mata dekat hidung ke arah keluar sampai bersih.
·         Dengan waslap lembab tanpa sabun membersihkan wajah pasien.
·         Menawarkan penggunaan sabun untuk daerah wajah.
·         Membersihkan wajah, telinga, leher dengan menggunakan waslap lembab yang diberi sabun dan dibilas sampai bersih.
·         Mengeringkan dengan handuk.
·         Mengangkat handuk pindahkan ke bawah lengan
·         Membersihkan daerah ekstremitas lengan :
Ø  Lengan sebelah kiri diangkat, kemudian bentangkan handuk secara memanjang sehingga seluruh lengan dapat diletakkan di atas handuk.
Ø  Membasahi lengan pasien  dengan was lap sabun dari arah proximal ke distal dengan satu arah, kemudian dibilas dengan waslap basah sampai bersih. Mulai dari lengan yang lebih jauh dari perawat.
Ø  Mengeringkan lengan dengan handuk sampai kering.
Ø  Membersihkan lengan yang lebih dekat dengan perawat  sama dengan membersihkan lengan sebelumnya.
Ø  Membersihkan daerah dada, ketiak dan perut :
v  Kedua lengan diangkat ke atas dan diletakkan di samping kepala pasien.
v  Selimut mandi atau kain penutup diturunkan dan dilipat sampai daerah os. pubis.
v  Handuk dibentangkan pada bagian sisi  pasien.
v  Membersihkan daerah dada, ketiak dan perut dengan waslap bersabun dengan cara memutar.
v  Membersihkan dengan waslap lembab sampai bersih.
v  Mengeringkan dengan handuk sampai kering.
v  Memberi bedak / talk tipis pada daerah dada, ketiak dan perut
v  Menutup tubuh pasien bagian depan dengan selimut atau kain penutup yang bersih.
Ø  Membersihkan daerah punggung :
v  Pasien dimiringkan ke kiri atau kanan sesuai kebutuhan pasien.
v  Membentangkan handuk di sisi bawah pasien sampai ke bokong.
v  Membersihkan dengan waslap bersabun mulai dari tengkuk, bahu, punggung sampai bokong dengan cara memutar.
v  Membersihkan dengan waslap lembab sampai bersih.
v  Mengeringkan dengan handuk sampai kering.
3
v  Menggosok sambil message dengan zalf / kamper spiritus sampai kering kemudian diberi bedak tipis. Pasien dimiringkan ke kanan, handuk dibentangkan di bawah punggung kemudian punggung kiri dibersihkan seperti punggung kanan.
v  Posisi pasien kembali ditelentangkan.
Ø  Mengenakan pakaian bagian atas.
Ø  Mengganti air dengan air bersih dan hangat.
Ø  Washlap dicuci bersih.
  4.   Membersihkan daerah extremitas bawah:
·         Menanggalkan pakaian bagian bawah kemudian memasukkan ke dalam ember bertutup / tempat pakaian kotor.
·         Membentangkan handuk sepanjang extremitas bawah sebelah kiri, extremitas kanan ditutup dengan selimut atau kain penutup.
·         Lutut ditekuk kemudian membersihkan dengan waslap bersabun mulai dari arah proximal ke distal satu arah.
·         Membersihkan dengan waslap lembab sampai bersih.
·         Mengeringkan dengan handuk sampai kering.
·         Membersihkan extremitas bawah sebelah kanan sama  dengan membersihkan extremitas sebelah kiri pasien.
  5.   Membersihkan daerah lipatan paha dan genitalia:
·         Menutup daerah genitalia dengan kain penutup atau selimut.
·         Selimut atau kain penutup diangkat dan dilipat kemudian diletakkan pada kursi.
·         Melepaskan pakaian bagian bawah.
·         Mengangkat bokong.Membentangkan handuk di bawah bokong pasien.
·         Membersihkan daerah lipatan paha dengan waslap bersabun, lalu membersihkan dengan waslap lembab sampai bersih.
·         Mengeringkan dengan handuk sampai kering.
·         Membersihkan daerah genitalia dengan waslap bersabun.
1)      Pada wanita mulai dari depan ke dalam. Membuka bibir kemaluannya dengan hati-hati dan dibersihkan.
2)      Pada pria yang tidak disunat, tariklah kulit kepala zakarnya ke belakang, lalu kepala kemaluannya dan kulit penutup kepala kemaluannya dibersihkan dengan hati-hati.
·         Membersihkan dengan waslap lembab sampai bersih.
·         Mengeringkan dengan handuk sampai kering
·         Daerah lipatan paha diberi bedak / talk tipis.
·         Membersihkan daerah anus:
·         Memiringkan pasien ke sisi sebelah kiri.
·         Membuka lipatan bokong dan membersihkan anus dengan waslap bersabun.
·         Membersihkan dengan waslap lembab sampai bersih.
·         Mengeringkan dengan handuk sampai kering.
·         Posisi pasien kembali terlentang.
4
6.    Mengenakan pakaian bagian bawah.
7.    Merapikan pasien dan kalau perlu memasang selimut kembali.
8.    Merapikan tempat tidur dan mengganti sarung bantal pasien bila diperlukan.
9.    Membuka pintu dan jendela serta gordyn dan atau sampiran.
10.  Pakaian dan alat tenun kotor serta peralatan mandi yang dipakai dibereskan.
11.  Perawat mencuci tangan.
12.  Membuat catatan keperawatan yang mencakup:
·         Tindakan dan hasil respon  pasien.
·         Kondisi  kesehatan pasien
·         Tanda-tanda vital sebelum dan sesudah memandikan.
·         Tingkat mobilisasi.
c.Hal yang perlu diperhatikan
 1. Jika kondisi memungkinkan, libatkan pasien untuk melakukan tindakan
 2. Dalam melakukan tindakan,perawat harus memperhatikan keamanan dirinya sendiri dengan  memakai schort, handschoen ataupun masker.
   B.    ORAL HYGIENE
 a. Pengertian
 Oral Hygine merupakan tindakan yang dilakukan untuk membersihkan mulut, gigi dan gusi.
 b. Tujuan
  1. Mencegah infeksi baik setempat maupun penularan melalui mulut
  2. Melaksanakan kebersihan perorangan .
 c.Indikasi
Pasien yang memiliki masalah mulut seperti carries,plak,halitosis,keliosis,gusi berdarah,dan radang    pada gusi.
 d.Kontraindikasi
Perhatikan perawatan mulut pada Klien yang menderita penyakit diabetes dan beresiko stomatitis (penyakit yang di sebabkan oleh kemoterapi,radiasi dan intubasi selang nasogatrik).
 e. Prosedur Kerja
 1.       Persiapan pasien
1.       Melakukan pengecekan program terapi
2.       Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3.       Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
 2.       Persiapan alat
        1. Tissue
        2. Gelas kumur berisi air matang hangat
        3. Sikat gigi dan pastanya
        4. Sarung tangan bersih
        5. Bengkok
        6. Perlak dan alasnya/handuk kecil

                                                                                          5
 3.        Cara Kerja
1.       Menjaga privacy
2.       Memasang perlak dan alasnya/handuk dibawah dagu pasien
3.       Memakai sarung tangan
4.       Membantu pasien untuk berkumur sambil menyiapkan bengkok
5.       Membantu menyiapkan sikat gigi dan pastanya
6.       Membantu pasien menyikat gigi bagian depan, samping dan dalam
7.       Membantu pasien untuk berkumur sambil menyiapkan bengkok
8.       Mengulangi membantu pasien menyikat gigi bagian depan, samping dan dalam
9.       Membantu pasien untuk berkumur sambil menyiapkan bengkok
10.   Mengeringkan bibir menggunakan tissue
11.   Merapikan pasien dan memberikan posisi senyaman mungkin



 f.  Hal yang perlu diperhatikan
1.       Mengevaluasi hasil tindakan
2.       Berpamitan dengan pasien
3.       Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4.       Mencuci tangan
5.       Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
   C.     MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR
 a. Pengertian
Menyiapkan tempat tidur merupakan tindakan keperawatan kebersihan lingkungan dalam mempersiapkan tempat tidur bagi klien.
 b. Tujuan
1.       Mempersiapkan tempat tidur agar siap pakai
2.       Memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pasien.
 c. PROSEDUR KERJA
   1.Persiapan pasien
        1.   Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan
        2.    Menjelaskan  prosedur tindakan
        3.    Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
2. Persiapan alat
1.       Tempat tidur, kasur dan bantal
2.       Seprei besar
3.       Seprei kecil
4.       Sarung bantal
5.       Perlak
6.       Selimut
6
3.         Cara Kerja
1.       Cuci tangan
2.       Atur tempat tidur, kasur, dan bantal.
3.       Pasang seprei besar dengan garis tengah lipatan tepat ditengah kasur/tempat tidur
4.       Atur sisi kedua samping seprei atau tempat tidur dengan sudut 90 derajat, lalu masukkan kebawah kasur
5.       Pasang perlak ditengah tempat tidur
6.       Pasang seprei kecil diatas perlak
7.       Lipat selimu menjadi empat secara terbalik dan pasang bagian bawah. masukkan ujung selimut ke bawah kasur
8.       Pasang sarung bantal
9.       Cuci tangan.
 d. Hal yang diperhatikan
1.       Mengevaluasi hasil tindakan
2.       Berpamitan dengan pasien








BAB III
TINJAUAN KASUS

Ny.E, 35 tahun dirawat di rumah sakit fatmawati, sejak 2 minggu yang lalu dengan diagnosa medit DM dengan gangrene pada dorsal pedis. Dari hasil pengkajian didapatkan data kesadaran kompos mentis, TD=120/90mmHg, suhu 36,5 c˚, RR=20x/ menit. Klien mengeluh lemas, pusing, dan merasa sakit pada daerah kaki yang ada lukaserta tidak dapat menggerakannya. Klien juga mengatakan belum mencuci rambut dan menggosok gigi serta memotong kuku selama berada diruangan. Mandi dilakukan setiap dua kali sehari dengan cara dilap tanpa menggunakan sabun dengan di bantu keluarga. Klien mempunyai pemahaman dan keyakinan bahwa selama sakit tidak boleh mandi dan mencuci rambut. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data rambut klien kotor, lengket dan berminyak, saat berbicara tercium bau, gigi terlihat kuning dan kotor, kulit terlihat kotor dan tidak bercahaya, kuku panjang dan kotor. Kebutuhan aktivitas sehari – hari dibantu seluruhnya oleh anggota keluarga dan perawat. Klien juga terpasang dowe kateter dan infuse RL tetes/ menit. Balutan luka diganti setiap satu kali sehari dengan menggunakan prinsip steril. Nafsu makan klien baik dimana klien mampu menghabiskan makanan yang telah disediakan dirumah sakit.

 
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
(Personal Hygiene)

                        Tanggal Masuk            : 02 Desember 2011
                        Jam Masuk                  : 09.00
                        Ruang/Kelas                : Lt. IV/3
                        No.Kamar                   : 137
                        No.Register                 : 0809

A.    Data Biografi
1.      Nama Pasien               : Ny.E
2.      Tempat/tanggal lahir   : Jakarta,10 desember 1977
3.      Umur                        : 35
4.      Jenis Kelamin              : Perempuan
5.      BB/TB                        : 55 Kg/158 cm
6.      Status Perkawinan      : Kawin
7.      Agama                       : Islam
8.      Suku Bangsa               : Indonesia
9.      Pendidikan                  : S1- Sekretaris
10.  Pekerjaan                     : Sekretaris
11.  Alamat Rumah            : Jl.Bunga Raya No.21 Kebayoran
12.  Alamat Kantor             : Jl.Melati No.34 Pasar Rebo
13.  Sumber Biaya             : Suami
14.  Nama Suami                : Munajar
15.  Pendidikan Suami       : S1- Hukum
16.  Pekerjaan                   : Pengacara

B.     Riwayat Kesehatan
a.       Tanggal mulai sakit                 : 18 November 2011
b.      Riwayat penyakit sekarang        : Klien datang ke rumah sakit dengan kondisi
terdapat luka pada daerah tungkai kaki kiri. Suami klien mengatakan luka disebabkan karena terkena rantai sepeda motor ketika perjalanan berobat ke dokter 1 bulan yang lalu. Klien mengatakan saat kejadian tersebut klien sama sekali tidak merasakan sakit pada kakinya. karena luka dirasa tidaksembuh-sembuh dan semakin melebar, kemudian klien dibawa ke RSUP Fatmawati Jakarta
c.       Diagnosa medis                       : DM dengan ganngrene pada dorsal pedis
dengan balutan luka harus diganti setiap 1x sehari dengan prinsip steril
d.      Keluhan                                   : Klien mengeluh lemas,pusing dan merasa sakit
pada daerah dorsal pedis yang ada luka serta tidak dapat menggerakannya dan klien terlihat meringis
e.       Cara masuk RS
1.      Brankar     : Klien masuk Rs dengan bantuan brankar
2.      Kursi         : -
3.      Lain-lain    : -

f.       Alat bantu yang digunakan
1.      Tongkat     : -
2.      Kacamata  : -
3.      Gigi palsu  : -
4.      Lain-lain    : Oksigen 2 liter/manit,  dower chateter dan infuse terpasang
sejak 3 desember sampai 13 desember 2011.

C.    Pola Kebiasaan sehari-hari (sebelum sakit dan saat ini)
1.      Pola Aktivitas
a)      Di rumah   : Melakukan aktivitas seperti biasa
b)      Di RS        : Dibantu seluruhnya oleh keluarga dan
  Perawat
2.      Pengkajian fisik yang berhubungan dengan aktivitas :         
a)      Kekuatan   otot      : -
b)      Paralis                    : -
c)      Terapi bedrest       : bedres dengan posisi semi fowler
d)     Lain‑lain                : DM dengan gangrene pada dorsal pedis, balutan luka
                                diganti  sekali sehari menggunakan prinsip steril

B.     Pola Nutrisi
  Rumah                                    RS
1.      Frekuensi                  : 3x l hari                                 3x lhari
2.      Jenis                        : nasi, lauk, dan sayur             nasi, ‑1auk, sayur, ‑buah, dan susu
3.      Pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan nutrisi:
a)      Turgor kulit                                   : elastis
b)      Kelembaban mukosa mulut           : lembab
c)      Konjungtiva                                  : anemis
d)     Lain‑lain                                        : -

C.    Pola Eliminasi
1.      BAB                  
    Rumah               Rs
a)      Frekuensi   : I x sehari      I x sehari
b)      Cara           : Mandiri        dibantu
   Di WC          Di tempat tidur
   Menggunakan: (  ) Tissue
   (√) Air
   (  ) Lain-lain
2.      BAK
    Rumah                 Rs
a)      Frekuensi   : 6‑7x/hari       1600 cc/hari
b)      Cara           : Mandiri        dibantu           
   Di WC          Di tempat tidur
   Menggunakan: (  ) Tissue
   (√) Air
   (  ) Lain-lain

D.    Pola kebersihan
                                                                    Rumah                           RS
1.      Kebiasaan mandi                                 : 2x sehari                    I x sehari
2.      Mencuci rambut                                  : lx 3hari                      l x 3hari
3.      Membersihkan gigi dan mulut            : I x sehari                   1 x sehari
4.      Mengganti pakaian                              : I x sehari                   1 x sehari
5.      Membersihkan kaki dan kuku             : 1 x 2 minggu             1 x seminggu 
6.      Kebersihan kulit                                  : Tidak teratur             tidak teratur
7.      Cara membersihkan                             : Sabun                        dilap dengan air


E.     Keadaan Psikososial
1.      Konsep diri
a)      Gambaran diri       : klien mengatakan malu karena pada kakinya ada luka
  dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
b)      Peran                     : klien mengatakan perannya sebagai wanita karier.
2.      Suasana hati                : terlihat cemas, gelisah dan sering melamun
3.      Karakter                      : supel, ramah, dan lemah lembut
4.      Perkembangan mental : sesuai dengan manusia
5.      Daya konsentrasi         : klien dapat menjawab pertanyaan dengan baik
6.      Sosialisasi                    : bersosialisasi dengan keluarga dan pasien lain.

F.     Riwayat Kesehatan Linkungan
1.      Kebersihan
a)      Rumah                   : klien mengatakan rumahnya setiap hari jarang disapu
b)      lingkungan                        : klien mengatakan lingkungan sekitar kotor dan berisik
2.      Polusi                          : klien mengatakan rumahnya dekat pabrik
3.      Kemungkinan bahaya : dekat dengan jalan raya


G.    Pemeriksaan Fisik
1.      Rambut
a)      Tekstur                  : kasar, kusam, dan berketombe
b)      Warna                    : hitam
c)      Kebersihan            : rambut terlihat kotor
d)     Distribusi               : merata
e)      Kulit kepala           : kulit kepala kotor
f)       Gatal                     : klien mengatakan kepala terasa gatal,
g)      Kebersihan            : klien mengatakan sudah 5 hari belum cuci rambut,

2.      Gigi dan mulut
a)      Kelengkapan gig: sudah tidak lengkap dengan jurnlah 30 buah
b)      Masalah gigi          : gigi berlubang, kuning, dan kotor
c)      Kebersihan            : gigi terlihat kuning, klien mengatakan sudah 2 hari
belum gosok gigi.
d)     Bau mulut             : ada, klien merasa malu bicara dengan orang lain karena
mulutnya bau.
3.      Kuku tangan dan kaki
a)      Bentuk kuku         : normal
b)      Sudut antar kuku  : 180 derajat
c)      Warna kuku           : putih pucat
d)     Kebersihan            : kuku terlihat panjang dan kotor, klien mengatakan
belum memotong kuku selama 3 minggu

4.      Genitalia
a)      Kelainan                : tidak ada
b)      Gatal                     : tidak ada
c)      Kemerahan            : tidak ada
d)     Lesi                       : tidak ada
e)      Kebersihan            : bersih

5.      Kulit
a)      Erithema                : -
b)      Tekstur                  : kasar dan kering
c)      Turgor                   : elastis
d)     Jaundice                : -
e)      Petechie                 : -
f)       Sianosis                 : ada
g)      Gatal                     : ada
h)      Kebersihan            : Kulit terlihat kotor dan lengket, klien mengatakan
sudah 2 hari belum mandi dan merasa tidak nyaman karena merasa badannya lengket dan bau. terdapat luka pada daerah dorsal pedis dengan diameter 9 cm kedalam 3 cm tidak ada pus, terdapat nekrosis jaringan, bau gangren, balutan luka bersih, kondisi luka setengah kering, tidak kotor, sekitar daerah luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman, dan balutan luka harus diganti setiap 1x sehari dengan prinsip steril

H.    Kepercayaan Budaya
1.      Kebiasaan        : klien mengatakan jarang shalat 5 waktu
2.      Pantangan       : klien mengatakan tidak boleh mandi saat sakit
3.      Pengetahuan    : klien mengatakan tidak memehami tentang kebersihan diri
4.      lain‑lain           : -

I.       Lain-lain
Suami mengatakan klien
1.      sering menggaruk pada bagian kaki
2.      tidak dapat berjalan seperti biasa

Jakarta, 31 Desember 2011
Yang mengkaji

(Nyoman Suardana)


DATA FOKUS

Nama/Umur                : Ny.E / 35 thn
Ruang / Kamar            : Lt IV/ 3

Data Subjektif
Data Objektif
Klien mengatakan :
1.      Kulit kepalanya terasa gatal.
2.      Belum keramas selama 5 hari.
3.      Belum gosok gigi selam 2 hari.
4.      Merasa tidak nyaman karena badannya lengket dan bau.
5.      belum memotong kuku selama 3 minggu.
6.      Klien mengatakan tidak boleh mandi dan keramas selama sakit.
7.      Merasa nyeri pada bagian dorsal pedis.
8.      Tidak dapat menggerakan kaki telapak kaki
Suami mengatakan:
  1. Luka terjadi karena terkena rantai sepeda motor ketika pergi berobat dan klien tidak merasakan sakit pada kakinya.
  2. Luka tidak sembuh-sembuh selama 1 bulan, semakin hari semakin parah dan melebar
1.      Tercium bau mulut
2.      Rambut klien terlihat kasar, kusam, berketombe, dan acak-acakan
3.      Gigi klien terlihat kuning
4.      Kuku terlihat kotor dan panjang
5.      Badan klien tercium bau yang tidak sedap
6.      kulit klien lengket dan kusam
7.      klien terlihat meringis
  1. Terdapat luka didaerah dorsal pedis dengan diameter 9 cm kedalaman 3 cm, bau gangren, kondisi luka setengah kering, disekitar luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman
  2. Konjungtiva anemis
  3. terpasang dowe chateter dan infuse
11.  TTV
TD : 120/90 mmHg
N   : 80 x/menit
Rr  : 28x/menit
S    : 36,5 C

 



ANALISA DATA

Nama/Umur                : Ny.E / 35 thn
Ruang / Kamar            : Lt IV/ 3
No
Data
Masalah
Etiologi
Paraf
1








































































2
DS:
Klien mengatakan :
1.      Kulit kepalanya terasa gatal
2.      Sudah 3 hari belum keramas
3.      selama sakit tidak boleh keramas
4.      belum menggosok gigi selama 3 hari
5.      malu bicara dengan orang lain karena bau mulut
6.      malas gosok gigi karena terpasang infus
7.      belum mandi selama 3 hari
8.      merasa  malu bertemu dengan orang lain karena bau badan


9.      belum memotong kuku selama masuk RS
10.  sudah terbiasa dengan kuku panjang
DO :
1.      Rambut klien terlihat acak-acakan
2.      Rambut klien Lengket dan berminyak
3.      Rambut klien kasar, kusam dan berketombe
4.      gigi terlihat kuning dan kotor
5.      tercium bau mulut
6.      kulit lengket dan kusam
7.      terlihat daki pada kulit
8.      kuku klien panjang
9.      terdapat kotoran pada ujung kuku
10.  terpasang dowe chateter
11.  terpasang infus dan terdapat balutan luka pada dorsal pedis

DS:
Klien mengatakan
1.      Merasa nyeri pada bagian dorsal pedis.
2.      Tidak dapat menggerakan kaki telapak kaki

Suami mengatakan:
1.      Luka terjadi karena terkena rantai sepeda motor ketika pergi berobat dan klien tidak merasakan sakit pada kakinya,
2.      luka tidak sembuh-sembuh selama 1 bulan, semakin hari semakin parah dan melebar
DO:
1.      Terdapat luka didaerah dorsal pedis dengan diameter 9 cm kedalaman 3 cm, bau gangren, kondisi luka setengah kering, disekitar luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman
2.      klien terlihat meringis
3.      Konjungtiva anemis
1.      TTV
TD : 120/90 mmHg
N   : 80 x/menit
Rr  : 28x/menit
S    : 36,5 C
Gangguan personal hygiene: rambut, mulut, kulit, dan kuku






































































Gangguan integritas kulit
Kelemahan fisik








































































Terputusnya  kontinuitas jaringan
















DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama/Umur                : Ny.E / 35 thn
Ruang / Kamar            : Lt IV/ 3

NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanggal
Nama jelas
ditemukan
teratasi
1


2

Gangguan personal hygiene : rambut ,mulut,kulit ,kuku b.d keterbatasan fisik
Gangguan integritas kulit bd terputusnya kontuinitas jaringan kulit

10 des 11


10 des 11
12 des 11


Teratasi sebagian
K

E

L

O

M

P

O

K

5



RENCANA KEPERAWATAN

Nama: Ny. E / 35 thn
Ruang Kamar: Lt. IV/ 3
TGL
DX
NO
Tujuan dan Kriteria Hasil
Rencana Tindakan
Rasional
Paraf
10 des 11









































10 des 11
1











































2
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam. Personal hygiene rambut, mulut, kulit, dan kuku klien kembali terpenuhi.

KH:
1.   Rambut klien bersih
2.   Rambut klien wangi dan tidak lengket
3.   Gigi klien bersih
4.   Mulut klien wangi dan segar
5.   Kulit klien bersih.
6.   Klien mersakan segar pada tubuhnya.
7.   Kulit tidak lengket
8.   Kulit klien lembab
9.   Kuku klien pendek
10. Kuku klien bersih






















Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam integritas kulit kembali utuh.  

KH:
1.   Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan adanya granulasi.
2.   Tidak adanya pus pada luka
3.   Klen dapat menggerakkan kembali kakinya

1.      kaji pola kebutuhan personal hygiene klien.

2.      Cuci rambut klien menggunakan shampo selama 1x 2 hari
3.      Sisir rambut klien
4.      Bantu klien menggosok gigi
5.      Ajarkan klien cara menggosok gigi yang benar
6.      Bantu klien mengganti pakaian.
7.      Bantu klien dalam menjaga kebersihan badannya dengan cara memandikan klien 2x sehari.
8.      Berikan pendidikan kesehatan tentang kebersihan diri pada klien.
9.      Beri lotion pada kulit klien.
10.  Potong kuku klien 1x/minggu
11.  Sikat kuku klien bila perlu




1.      Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan.








2.      Ganti balutan luka secara asepti 1x sehari






3.      Kaji tanda vital.




4.      Lakukan perawatan luka secara


5.      Kolaborasi pemberian antibiotik: metronidazole





6.      Dorongan gerak ROM pasif pada daerah yg sakit dan ROM aktif pada daerah yang tidak sakit




7.      Berikan klien makanan TKTP sesuai diit 2000 kal/hari
1.      Mengetahui data dasar dalam melakukan intervensi.
2.      Rambut klien bersih



3.      Rambut klien rapi
4.      Gigi klien bersih
5.      Mengurangi resiko luka pada gusi

6.      Memberi rasa nyaman pada klien
7.      Menghindari resiko infeksi dan memberikan kenyamanan bagi klien

8.      Meningkatkan pengetahuan dan membuat klien lebih kooperative.
9.      Melembabkan kulit klien.

10.  Kuku klien pendek

11.  Membersihkan kotoran pada ujung kuku


1.      Pengkajian yang tepat terhadap luka dan proses penyembuhan akan membantu dalam menentukan tindakan selanjutnya.

2.      Menurunkan resiko infeksi sehingga membantu penyenbuhan dan mencegah terjadinya kontaminasi

3.      Untuk mengetahui perubahan pada fungsi lain
4.      Merawat luka  dapat menjaga kontaminasi luka

5.      Antibiotik dapat menbunuh kuman dan bakteri



6.      Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang, mencegah kontaktur, atropi otot dan mempertahankan mobilitas sendi tulang.

7.      Mempercepat perbaikan jaringan





CATATAN KEPERAWATAN

Nama/Umur                : Ny.E / 35 thn
Ruang / Kamar            : Lt IV/ 3
Tanggal
Pukul
No
DX
Catatan
Paraf
10 des 11
06.00


09.30





11.00


09.45


07.30



08.30




17.00



15.00



11.00



14.00




12.00


17.00



18.00



11 des 11
14.10



14.30


14.15







14.25






16.45



12 des 11
08.00



07.30

1


1





1


1


1



1




1



1



1



1




1


1



1




2



2


2







2






2



2




2

1.      Mengkaji pola kebutuhan personal hygiene klien
R: mengetahui data dasar dalam melakukan intervensi

2.      Membantu membersihkan rambut dengan cara mencuci rambut klien
R: rambut klien lebih bersih, tidak lengket,kulit rambut bersih  dan klien merasa lebih nyaman


3.      Membantu klien mengganti pakaian
R: klien merasa lebih nyaman

4.      Membantu menyisir rambut
R: rambut klien lebih rapi

5.      Memandikan
R: klien merasa lebih nyaman dan bersih,kulit bersih


6.      Membantu membersihkan mulut dengan menggosok gigi klien
R: gigi klien terlihat lebih bersih dan klien merasa lebih
     nyaman

7.      Membantu klien dalam kebersihan  mulut dengan cara dan menggosok gigi klien
R: klien merasa lebih bersih dan nyaman

8.      Menjelaskan pentingnya melakukan kebersihan diri
R: klien terlihat menyisir rambut sendiri


9.      Membantu klien memotong kuku
R: kuku klien pendek dan bersih


10.  Menganjurkan klien dalam ikut serta dalam perawatan diri sesuai kemampuan
R: klien terlihat dapat menggosok gigi sendiri


11.  Memberi lotion pada kulit klien
R:agar kulit klien tidak kusam

12.  Membantu dan mengajarkan klien dalam membersihkan mulut
R: klien mau melakukannya

13.  Membantu klien membersihkan badanya
R: klien mau melakukannya dan klien mengatakan merasa
     lebih nyaman


14.  Mengkaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan.
R: Membantu dalam menentukan tindakan selanjutnya

15.  Mengganti balutan luka secara steril
   R:  adanya granulasi, pus pada jaringan berkurang
16.  Mengukur TTV
TD: 120/90mmHg
N: 80 x / menit
RR: 20 x menit
S: 36,5 ˚c
17.  Melakukan perawatan luka
   R: luka didaerah dorsal pedis
dengan diameter 9 cm kedalaman 3 cm, gangrene, kondisi luka setengah kering, disekitar luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman

18.  Mengkolaborasi pemberian antibiotik: metronidazole sesuai indikasi.
   R: adanya granulosa pada luka
19.  Membantu klien melakukan gerak ROM pasif pada daerah yg sakit dan ROM aktif pada daerah yang tidak sakit
R: klien mengatakan otot-otonya tidak kaku
20.  Berikan klien makanan TKTP sesuai diit 2000 kal/hari
R: adanya perbaikan jaringan pada luka







CATATAN PERKEMBANGAN

Nama/Umur                : Ny.E / 35 thn
Ruang / Kamar            : Lt IV/ 3
Tanggal
Pukul
NO
DX
Evaluasi/Catatan SOAP
Paraf
Nama jelas
12 des 11




























13 des 11
16.00




























18.00
1

























2
S: 1.  Klien mengatakan rambutnya lebih rapi
2.      Klien mengatakan lebih nyaman dari sebelumnya
3.      Klien mengatakan sudah tidak malu bicara
          dengan orang lain
4.      Klien mengatakan mulutnya terasa mulutnya lebih segar
5.      Klien mengatakan badannya terasa lebih segar
6.      klien merasa lebih nyaman dengan kuku pendek
O: 1.  Klien terlihat senang dan nyaman   
2.      Rambut bersih dan rapi
3.      Gigi klien bersih
4.      Mulut klien wangi
5.      Kulit klien bersih
6.      Rasa lengket dan bau badan klien berkurang
7.      Badan klien terlihat lebih bersih
8.      Kuku klien pendek
9.      Kuku klien bersih

A: Tujuan teratasi masalah teratasi

P:  pertahankan intervensi:
  1. Anjurkan klien untuk selalu mandi 2x/hari,
  2. menggosok gigi 3x/hari, keramas 1x2 hari,
  3. potong kuku 1x/minggu


S:1.   Klien terlihat meringis
2.      Klien mengatakan sudah dapat menggerakan kakinya.
3.      Klien mengatakan masih merasakan nyeri

O: 1.  Terdapat luka didaerah dorsal pedis
dengan diameter 9 cm kedalaman 3 cm, gangrene, kondisi luka setengah kering, disekitar luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman
2.   Bau ganggrene tidak tercium lagi
3.   Adanya jaringan dan granulasi
4.   Pus (nanah) pada jaringan berkurang
5.   Adanya granulasi

A : Tujuan teratasi sebagaian, masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi
  1. Tingkatkan asupan TKTP sesuai dengan diit
  2. Ganti balutan secara aseptik
  3. Lakukan perawatan luka secara aseptik